Duh, 10 Orang Penderita TBC di Grobogan Meninggal sejak Januari
Saiful Anwar
Sabtu, 8 Juni 2024 15:27:00
Murianews, Grobogan – Sejak Januari hingga April 2024, tercatat setidaknya sepuluh orang penderita tuberkulosis atau TBC di Grobogan, Jawa Tengah yang meninggal dunia. Sementara, total kasus TBC dalam periode yang sama terdapat 735 kasus.
Sub Koordinator Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) pada Dinas Kesehatan Grobogan Gunawan Cahyo Utomo mengatakan, pada sepanjang 2023 lalu terdapat 2.105 penderita TBC dengan 51 kasus meninggal.
”Penderita yang akhirnya meninggal tersebut merupakan mereka yang sudah resistensi atau kebal dari obat,” katanya, Sabtu (8/6/2024).
Lebih lanjut, Gunawan menambahkan, tahun 2023 terdapat 92 persen kasus yang berhasil disembuhkan. Dia mengatakan, saat ini pihaknya telah memiliki alat perawatan dan pengobatan terhadap penderita TBC. Bahkan, lengkap hingga di tingkat puskesmas.
Dari peta kasus di tiap kecamatan, kata dia, diketahui TBC Dialami oleh usia 18 sampai 40 tahun. Selain itu, ada pula kasus TBC yang dialami oleh anak-anak.
Gunawan mengatakan, Pemkab Grobogan melalui Dinas Kesehatan pun terus menggiatkan screening terhadap masyarakat di tiap kecamatan untuk menekan tingginya angka penderita TBC.
”Pola yang kami pakai dalam menemukan kasus, setiap indeks penderita TBC meningkat di suatu daerah, segera petugas dari puskesmas setempat melakukan kegiatan screening di rumah dan lingkungan tersebut,” imbuhnya.
Gunawan menyebutkan, anggota keluarga memiliki risiko penularan yang tinggi, terlebih jika rumah yang ditempati tidak memiliki pencahayaan dan ventilasi yang memadai. Meski demikian, beberapa di antara faktor penularan juga bergantung pada lamanya kontak. Termasuk jumlah kuman saat penderita mengeluarkan percikan dahak dan bercampur di udara rumah.
”Daya tahan tubuh juga penting. Apabila tidak, kuman dapat menggerogoti paru. Sehingga penting untuk dilakukan deteksi dini. Kalau ditemukan kasus penderita perlu minum obat enam bulan tidak boleh putus,” ujarnya.
Meski resiko penularan cukup tinggi, namun kata Gunawan, ada pula cara pencegahan, salah satunya dengan program minum obat. Konsumsinya bisa satu minggu sekali.
”Obat bisa diperoleh di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun dokter praktik mandiri. Sudah terdapat paket obat, empat macam dikemas jadi satu tablet. Kalau misalnya ada pihak yang dicurigai tertular TBC, dapat dilakukan pemeriksaan laborat di puskesmas,” tandasnya.
Editor: Dani Agus



