Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Sejumlah warga Grobogan, Jawa Tengah mengikuti skrining Tuberculosis (TBC) melalui serangkaian pemeriksaan Active Case Finding (ACF).

Program ini digelar sejak 18 Maret 2024 dan akan berakhir pada 6 April 2024. Program itu dilaksanakan secara bertahap di seluruh kecamatan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Grobogan dr Djatmiko mengatakan, skrining X-Ray ACF TBC ini digelar bertujuan untuk memutus rantai penyebaran TBC bukan karena Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kegiatan skrining X-Ray ACF TBC ini merupakan tes kepada mereka yang kontak erat dengan penderita TBC di masyarakat.

Bagi yang hasil tesnya positif TBC, mereka diminta untuk selalu disiplin mengonsumsi obat yang diberikan oleh tim medis.

”Kepada penderita, jangan sampai melupakan minum obat sesuai dengan resep dokter. Kedua, tetap menjaga pola makan, gaya hidup yang sehat dan menerapkan pola hidup bersih. Bila perlu, kenakan masker saat berkomunikasi dengan orang lain,” ujar Djatmiko.

Djatmiko menjelaskan, setiap puskesmas antusiasmenya berbeda. Boleh jadi di satu puskesmas yang datang hanya sepertiga dari sasaran, namun di puskesmas lain melebihi target.

Sebagai contoh di Puskesmas Purwodadi 1, dari sasaran sebanyak 325 responden, yang mengikuti kegiatan ini hanya 161 orang.  Kemudian di Puskesmas Purwodadi 2, dari sasaran 325 responden, yang hadir hanya 103 orang.

Di Puskesmas Toroh 1, capaiannya melebihi target. Total ada 385 responden yang mengikuti ACF TBC dari 325 sasaran. Hal yang sama terjadi di Puskesmas Toroh 2, di mana hadir 339 responden dari 325 sasaran.

Untuk di Puskesmas Geyer 1, dari 325 sasaran, ada 297 responden yang hadir mengikuti skrining. Di Puskesmas Geyer 2, dari 325 sasaran, hadir 188 orang.

Untuk diketahui, dari catatan Murianews.com, angka TBC di Kabupaten Grobogan diduga mencapai 12.262 kasus hingga Oktober 2022. Data tersebut berdasarkan rangkuman oleh Dinkes Grobogan.

Namun, dari jumlah perkiraan itu, hanya 6.001 orang terduga TBC yang ditemukan, baik oleh petugas maupun saat memeriksakan diri.

Jika dipersentase, pemeriksaan TBC itu ada di angka 48,9 persen. Kemudian, untuk pengobatan juga baru dilakukan terhadap 40,47 persen atau sebanyak 1.313 kasus TBC dari total perkiraan 3.244 kasus.

Meski begitu, berdasar catatan yang sama, keberhasilan pengobatan terhadap penderita TBC mencapai 92,1 persen.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar