Puluhan Relawan Tak Aktif, Penanganan TBC di Pati Terkendala
Umar Hanafi
Kamis, 22 Februari 2024 16:40:00
Murianews, Pati – Puluhan relawan dan Kader Mentari Sehat Indonesia (MSI) Pati tak aktif menjalankan fungsinya. Imbasnya, penanganan tuberkulosis atau TBC di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pun mengalami kendala.
Padahal keberadaan mereka dibutuhkan untuk menekan angka TBC di Bumi Mina Tani yang mencapai ribuan pengidap setiap tahunnya. Penyakit ini juga menjadi salah satu penyumbang kematian di Indonesia.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Pati Joko Leksono menjelaskan, para relawan kesehatan yang mundur terjadi di dua kecamatan, yakni Batangan dan Juwana. Mundurnya para kader lantaran alasan finansial hingga waktu bertugas.
”Biasanya mereka yang tidak mundur karena pekerjaan mereka tidak menggangu aktivitasnya sebagi relawan. Namun tetap saja kami berharap banyak masyarakat terlibat dalam eliminasi TBC karena petugas kesehatan saja tidak cukup,” ungkapnya Joko usai melakukan rapat koordinasi di ruang Kembangjoyo Pendapa Pati, Kamis (22/2/2024).
Joko berharap, dalam MoU bersama yayasan yang berfokus pada TBC Mentari Sehat Indonesia (MSI) menjadi sarana evaluasi keterlibatan masyarakat. Agenda itu juga sebagai pijakan menyusun roadmap penanggulangan TBC di tahun 2024 ini.
Sementara Ketua Yayasan MSI Pati Yasir Al Imron mengaku telah menetapkan sejumlah target dalam eliminasi TBC tahun ini. Mulai dari mengunjungi penderita hingga melakukan tracking atau pelacakan secara berkala.
”Semoga setelah pertemuan ini ada penguat lintas sektor. Termasuk menguatkan komunikasi ke kami agar target dapat tercapai dengan baik,” ungkap Yasir. .
Sebagai lembaga yang fokus dalam TBC, tugas MSI di antaranya melakukan kunjungan terhadap 500 pasien TBC yang tersebar di puskesmas maupun rumah sakit di Pati. Kunjungan itu bertujuan mendampingi para pasien agar rutin mengonsumsi obat.
”Kemudian menemukan 600 orang notifikasi TBC. Selain itu kami harus melakukan terapi pencegahan tuberculosis (TPT) ke 200 orang,” kata Yasir.
Namun dirinya mengaku sejumlah kendala masih mewarnai kerja mereka. Selain mundurnya para kader, banyak masyarakat mengelak saat diperiksa. Yasir menyebut banyak masyarakat yang beralasan dalam kondisi sehat serta tidak mau diperiksa.
”Tetapi ini bukan kendala bagi kami. Sebagai komunitas kami merasa ini menjadi tantangan yang harus saya jalani,” tandas Yasir.
Editor: Dani Agus



