Politik Uang Masih Jadi PR Besar di Pilkada Serentak 2024
Saiful Anwar
Senin, 8 Juli 2024 20:57:00
Murianews, Grobogan – Politik uang atau money politic masih pekerjaan rumah atau PR besar dalam gelaran pemilihan umum, khususnya Pilkada serentak yang bakal digelar 27 November 2024 nanti.
Hal itu mencuat dalam Sosialisasi Tahapan Pilkada Serentak 2024 yang digelar KPU Grobogan di Hotel 21 Purwodadi, Senin (8/7/2024).
Narasumber dalam kegiatan itu yakni Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Grobogan Bambang Siswo dan Ketua PWI Grobogan Dani Agus Haryanto.
Bambang Siswo dalam kesempatan itu mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi kerawanan pada Pilkada nanti. Antara lain yakni politik uang, kampanye hitam, hingga bentrok antarpendukung.
Dia memaparkan, politik uang membuat pemilih tidak independen, karena akan terpengaruh dengan calon tertentu. Karenanya, politik uang membuat demokrasi tercoreng.
”Kalau pemilihnya sudah tidak berintegritas, bagaimana bisa menghasilkan pemimpin yang berintegritas,” paparnya.
Paparan Bambang Siswo pun mendapatkan respon dari Ketua MUI Grobogan Yasin, yang menjadi salah satu peserta sosialisasi. Yasin mengatakan, demokrasi menurutnya lebih cocok untuk negara yang rakyatnya sudah kaya.
Yasin menyitir perkataan seorang guru besar di sebuah kampus. Dia memaparkan, masyarakat yang masih belum sejahtera akan sulit menerapkan demokrasi.
”Selama masyarakat pemilihnya masih di bawah garis kemiskinan, demokrasi sulit. Tetangga saya sendiri itu ada yang dapat (politik uang) dari semua calon, padahal kan di TPS harus memilih satu,” kata dia.
Sementara itu, Ketua PWI Grobogan Dani Agus memaparkan banyak hal terkait kewartawanan, salah satunya mengenai kode etik jurnalistik. Salah satu hal yang disorotinya yakni bahwa pers harus independen.
”Banyak statemen yang menyebutkan pers harus netral, yang lebih tepat yaitu pers harus independen. Jadi, pers berada di titik yang tidak dipengaruhi oleh sisi kanan maupun kiri,” ujar redaktur Murianews.com itu.
Dani dalam kesempatan itu juga menyoroti masyarakat yang lebih banyak terpengaruh info dari media sosial yang tanpa klarifikasi. Padahal, kabar yang beredar perlu diklarifikasi, dan di situlah peran pers.
Editor: Dani Agus
Murianews, Grobogan – Politik uang atau money politic masih pekerjaan rumah atau PR besar dalam gelaran pemilihan umum, khususnya Pilkada serentak yang bakal digelar 27 November 2024 nanti.
Hal itu mencuat dalam Sosialisasi Tahapan Pilkada Serentak 2024 yang digelar KPU Grobogan di Hotel 21 Purwodadi, Senin (8/7/2024).
Narasumber dalam kegiatan itu yakni Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Grobogan Bambang Siswo dan Ketua PWI Grobogan Dani Agus Haryanto.
Bambang Siswo dalam kesempatan itu mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi kerawanan pada Pilkada nanti. Antara lain yakni politik uang, kampanye hitam, hingga bentrok antarpendukung.
Dia memaparkan, politik uang membuat pemilih tidak independen, karena akan terpengaruh dengan calon tertentu. Karenanya, politik uang membuat demokrasi tercoreng.
”Kalau pemilihnya sudah tidak berintegritas, bagaimana bisa menghasilkan pemimpin yang berintegritas,” paparnya.
Paparan Bambang Siswo pun mendapatkan respon dari Ketua MUI Grobogan Yasin, yang menjadi salah satu peserta sosialisasi. Yasin mengatakan, demokrasi menurutnya lebih cocok untuk negara yang rakyatnya sudah kaya.
Yasin menyitir perkataan seorang guru besar di sebuah kampus. Dia memaparkan, masyarakat yang masih belum sejahtera akan sulit menerapkan demokrasi.
”Selama masyarakat pemilihnya masih di bawah garis kemiskinan, demokrasi sulit. Tetangga saya sendiri itu ada yang dapat (politik uang) dari semua calon, padahal kan di TPS harus memilih satu,” kata dia.
Sementara itu, Ketua PWI Grobogan Dani Agus memaparkan banyak hal terkait kewartawanan, salah satunya mengenai kode etik jurnalistik. Salah satu hal yang disorotinya yakni bahwa pers harus independen.
”Banyak statemen yang menyebutkan pers harus netral, yang lebih tepat yaitu pers harus independen. Jadi, pers berada di titik yang tidak dipengaruhi oleh sisi kanan maupun kiri,” ujar redaktur Murianews.com itu.
Dani dalam kesempatan itu juga menyoroti masyarakat yang lebih banyak terpengaruh info dari media sosial yang tanpa klarifikasi. Padahal, kabar yang beredar perlu diklarifikasi, dan di situlah peran pers.
Editor: Dani Agus