Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Bangunan tua bernama Gedung Papak yang berdiri kokoh di Desa Geyer, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ternyata sempat akan dijadikan museum. Namun, rencana menjadikan gedung milik Perhutani KPH Gundih itu batal tanpa diketahui pasti penyebabnya.

Sokiran (67), penjaga gedung tersebut menceritakan, pada 1995 lalu sempat ada pembangunan pagar mengelilingi Gedung Papak. Pembuatan pagar itu dimaksudkan untuk pembuatan museum.

’’Tahun 1995 mau dibuat museum. Makanya dibangun pagar keliling. Termasuk tulisannya (tulisan Gedung Papak di gerbang),’’ ungkapnya saat ditemui baru-baru ini.

Namun, rencana itu urung terwujud. Sokiran mengaku tak mengetahui pasti alasan gedung berusia ratusan tahu itu tak jadi dijadikan museum. Hanya, dia menduga, urungnya rencana tersebut karena pergantian Administratur KPH Gundih.

’’Tidak tahu (alasannya). Mungkin karena ganti (Administratur),’’ imbuhnya.

Pagar keliling bangunan Gedung Papak itu memang sampai sekarang masih terlihat, meski sebagian sudah hancur. Namun tulisan “Gedung Papak” di bagian gerbang berwarna kuning sampai sekarang masih terlihat jelas.

’’Pagarnya sudah banyak yang hancur,’’ kata dia.

Sebagaimana diketahui, Gedung Papak merupakan gedung tua peninggalan penjajahan Belanda. Gedung itu disebut-sebut dibangun pada tahun 1919 sebagai markas tentara Belanda.

Namun, pada pendudukan Jepang, gedung tersebut berubah fungsi menjadi tempat ’’pemuas biologis’’ para tentara Jepang yang kemudian dikenal dengan istilah Jugun Ianfu.

Setelah kemerdekaan, gedung tersebut kemudian diserahkan ke KPH Gundih untuk menjadi rumah dinas. Namun, sejak 1974, Gedung Papak sudah tidak ditinggali.

Itu setelah peristiwa tragis yang menimpa satu keluarga Administratur KPH Gundih. Saat itu, satu keluarga tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan.

Meski sudah berusia ratusan tahun dan tak dihuni selama 50 tahun, namun gedung itu masih tampak kokoh.  Meki begitu, ada beberapa bagian yang sudah mulai lapuk.

’’Di bagian dalam ada bagian yang sudah lapuk,’’ katanya.

Terkait kabar angkernya Gedung Papak, Sokiran pun mengakuinya. Bahkan juga pernah pengunjung perempuan kesurupan saat berkunjung ke gedung tersebut.

’’Dikatakan anger juga angker, dikatakan tidak juga tidak. Saya hanya berani. Tapi memang pernah ada pelajar yang kesurupan di sini,’’ ucapnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini