Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Jumlah desa yang mengalami kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah masih meningkat. Per pertengahan pekan ini, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan menyebutkan, total terdapat 59 desa mengalami krisis air bersih.

”Laporan perkembangan bantuan air bersih per Rabu (28/8/2024), daerah terdampak sebanyak 59 desa dari 13 kecamatan,” ujar Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan Masrichan, Jumat (30/8/2024).

Masrichan mengatakan, sejauh ini pihaknya pun telah menyalurkan ratusan tangki air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan. Pihaknya berkomitmen untuk terus menyalurkan air hingga musim hujan tiba.

”Realisasi droping air bersih secara keseluruhan 206 tangki,” imbuhnya.

Dalam catatan BPBD Grobogan, jumlah desa terdampak memang terus meningkat. Sebab, pada awal pekan ini jumlahnya masih 57 desa.

”Jumlahnya terus bertambah. Pada awal pekan ini totalnya 57 desa dari 12 kecamatan, sekarang sudah 59 desa dari 13 kecamatan. Jadi trennya masih naik,” beber Masrichan.

Dia menerangkan, jumlah desa terdampak kekeringan masih memungkinkan terus bertambah. Sebab, hingga kini masih belum ada tanda-tanda musim hujan tiba.

Dari catatan Murianews.com, jumlah desa terdampak kekeringan memang naik signifikan. Sebab, pada akhir Juli 2024 lalu, baru ada 29 desa dari 4 kecamatan yang terdampak kekeringan.

Sebelumnya, Plt Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan, untuk mengatasi kekeringan, selain mengandalkan dari anggaran BPBD sendiri, pihaknya juga menggandeng beberapa instansi terkait serta dunia usaha untuk mengatasi kekeringan.

Instansi tersebut antara lain yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Palang Merah Indonesia (PMI) serta perusahaan melalui skema Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Meski menyiapkan skema dropping air bersih, namun pihaknya mewanti-wanti masyarakat untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan.

Endang menambahkan, dari total 19 kecamatan di wilayah tanggungjawabnya, hanya satu kecamatan yang tidak rawan kekeringan, yakni Klambu. Selebihnya, terdapat desa yang nyaris setiap tahun mengalami kekeringan.

Editor: Dani Agus

Komentar