Direktur RSUD Purwodadi Edi Mulyanto akhirnya memberikan klarifikasinya atas kejadian Sabtu (7/12/2024) lalu itu. Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan sesuai prosedur yang berlaku.
’’Ada kriteria yang harus dipenuhi, termasuk berkenaan dengan pasien tersebut,’’ katanya.
’’Hasil pemeriksaan menunjukkan, kondisi pasien masih baik. Artinya, oleh dokter yang memeriksa, masih dalam tahap yang tidak memerlukan rawat inap,’’ jelasnya.
Di kesempatan itu, ia memastikan tidak membeda-bedakan apakah pasien yang datang merupakan pengguna BPJS kesehatan atau tidak. Dia menyatakan semua pasien diperlakukan sama.
’’Kami tidak membeda-bedakan pasien BPJS maupun bukan,’’ imbuhnya.
Murianews, Grobogan – Seorang warga Grobogan, Jawa Tengah menyatakan kecewa pada RSUD dr R Soedjati Purwodadi atau RSUD Purwodadi karena anaknya yang merupakan peserta BPJS tengah sakit namun ditolak untuk dirawat di sana.
Direktur RSUD Purwodadi Edi Mulyanto akhirnya memberikan klarifikasinya atas kejadian Sabtu (7/12/2024) lalu itu. Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan sesuai prosedur yang berlaku.
’’Ada kriteria yang harus dipenuhi, termasuk berkenaan dengan pasien tersebut,’’ katanya.
Saat ditemui Murianews, Selasa (10/12/2024), ia mengatakan pasien tersebut sudah dilayani dan mendapatkan pemeriksaan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
’’Hasil pemeriksaan menunjukkan, kondisi pasien masih baik. Artinya, oleh dokter yang memeriksa, masih dalam tahap yang tidak memerlukan rawat inap,’’ jelasnya.
Di kesempatan itu, ia memastikan tidak membeda-bedakan apakah pasien yang datang merupakan pengguna BPJS kesehatan atau tidak. Dia menyatakan semua pasien diperlakukan sama.
’’Kami tidak membeda-bedakan pasien BPJS maupun bukan,’’ imbuhnya.
Sebelumnya...
Sebelumnya, Muhadi, warga Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengaku anaknya ditolak RSUD Purwodadi. Alasannya, kondisinya dianggap belum memenuhi syarat.
’’Trombosit harus 110, padahal anak saya 113. Kemudian, panas harus 40 derajat, anak saya dicek 39,8 derajat, sudah hampir 40 derajat. Sudah ngedrop,’’ katanya, Sabtu (7/12/2024).
Akhirnya, dengan kecewa, ia pun terpaksa membawa anaknya itu ke rumah sakit lain. Menurut dia, jika memang penuh, pihak RS sebenarnya bisa langsung saja mengatakan sejujurnya dan secara baik-baik.
Muhadi menjelaskan, anaknya mulai panas sejak Selasa (3/12/2024) lalu. Kemudian, berdasarkan keterangan dokter keluarga dari BPJS, anak harus dipantau selama tiga hari dengan diberikan obat rawat jalan.
’’Karena tidak kunjung sembuh, disarankan untuk cek lab di (Klinik) Simpanglima Husada Purwodadi. Hasilnya saya bawa ke dokter BPJS keluarga lagi. Kesimpulannya, harus rawat inap ke rumah sakit terdekat,’’ bebernya.
Sebelum membawa anaknya ke RSUD Purwodadi, sebenarnya Muhadi sempat membawa anaknya di RS Yakkum Purwodadi.
Namun, karena menunggu cukup lama dan menurutnya tidak ada kepastian apakah anaknya akan segera dilayani, dia memutuskan untuk pindah ke RSUD Purwodadi.
Editor: Zulkifli Fahmi