Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko menyatakan, sejauh ini belum ditemukan kasus HMPV di Grobogan. Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat waspada, karena gejalanya bisa seperti flu biasa.
Selain itu, gejalanya juga dapat berupa bronkiolotis atau radang saluran nafas kecil hingga pneumonia (radang paru-paru).
Djatmiko mengatakan, penyakit akibat virus HMPV juga bisa menyerang kelompok rentan seperti anak-anak di bawah 5 tahun, orang berusia lanjut, penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung, serta penderita sistem imun lemah seperti HIV/AIDS dan kanker.
”Untuk gejala klinisnya, seperti demam tinggi dengan suhu 38-40 derajat, batuk kering dan berkepanjangan, pilek dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sesak nafas, mual dan muntah, juga diare,” bebernya.
Murianews, Grobogan – Warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diminta waspada terhadap penyakit yang disebabkan Human Metapneumovirus (HMPV). Apalagi, virus yang disebut-sebut mirip Covid-19 ini dikabarkan sudah masuk ke Indonesia.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko menyatakan, sejauh ini belum ditemukan kasus HMPV di Grobogan. Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat waspada, karena gejalanya bisa seperti flu biasa.
”Ya mirip (Covid-19, red), tapi lebih ringan. Di Grobogan belum ditemukan. Gejala infeksi HMPV antara lain batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sesak nafas,” kata dia, Sabtu (11/1/2025).
Selain itu, gejalanya juga dapat berupa bronkiolotis atau radang saluran nafas kecil hingga pneumonia (radang paru-paru).
Djatmiko mengatakan, penyakit akibat virus HMPV juga bisa menyerang kelompok rentan seperti anak-anak di bawah 5 tahun, orang berusia lanjut, penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes, dan penyakit jantung, serta penderita sistem imun lemah seperti HIV/AIDS dan kanker.
Lebih lanjut, Djatmiko menjelaskan, penularan HMPV biasa terjadi melalui droplet atau batuk dan bersin, kemudian kontak langsung dengan penderita dan permukaan yang terkontaminasi.
”Untuk gejala klinisnya, seperti demam tinggi dengan suhu 38-40 derajat, batuk kering dan berkepanjangan, pilek dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sesak nafas, mual dan muntah, juga diare,” bebernya.
Pengobatan...
Adapun terkait pengobatannya, bisa dilakukan dengan istirahat. Kemudian diikuti minum banyak cairan, obat batuk dan demam, oksigenasi, serta antibiotik.
”Konsumsi antibiotik jika terjadi infeksi bakteri sekunder. Kemudian perawatan di rumah sakit jika gejala parah” katanya.
Dia mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Itu guna mencegah masuknya rantai virus HMPV ini.
Cara pencegahan yang bisa dilakukan, di antaranya dengan mencuci tangan, menggunakan masker, menghindari kerumunan dan vaksinasi.
”Sampai sekarang belum ada vaksin khusus untuk HMPV. Jadi, kami imbau agar selalu berperilaku hidup sehat untuk mencegah sedini mungkin dari virus HMPV,” tandasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi