Mereka tentu berharap segera ada langkah nyata dari pihak terkait agar sawah mereka segera bisa ditanam lagi.
Dia mengaku kelimpungan karena dirinya termasuk petani yang menggarap lahan desa hasil lelang. Yang menyedihkan, uang saat lelang didapat dari hutang bank.
”Saya menggarap tiga bahu (sebahu sekitar 0,8 hektare, red). Yang satu bahu itu beli dari petani-petani lain, yang dua bahu itu hasil menang lelang Rp 42 juta. Itu uangnya hasil hutang, padahal juga ada bunganya,” ujar dia, Sabtu (12/4/2025).
Dia pun memohon kepada pemerintah agar sawah yang kini tertimbun lumpur segera dilakukan pengerukan. Sehingga, sawah segera bisa ditanam padi kembali. Apalagi, uangnya yang dibuat menyewa sawah desa itu tidak bisa kembali.
”Kami bersama pihak desa sudah berembuk, uangnya tidak bisa kembali. Kami mohon agar pemerintah membantu mengeruk. Daripada impor kan lebih baik gabahnya dari petani langsung,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Hamidun menambahkan, total luas sawah warga di desanya yang tertimbun lumpur sekitar 40 hektare. Puluhan hektare sawah itu tertimbun lumpur hingga 60 cm.
Murianews, Grobogan – Sejumlah petani di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kelimpungan usai puluhan hektar sawahnya tertimbun lumpur dampak banjir.
Mereka tentu berharap segera ada langkah nyata dari pihak terkait agar sawah mereka segera bisa ditanam lagi.
Muh Dawam, salah satu petani di Desa Baturagung mengaku mesti memutar otak agar bisa terus bertani di lahannya usai sawah tertutup lumpur.
Dia mengaku kelimpungan karena dirinya termasuk petani yang menggarap lahan desa hasil lelang. Yang menyedihkan, uang saat lelang didapat dari hutang bank.
”Saya menggarap tiga bahu (sebahu sekitar 0,8 hektare, red). Yang satu bahu itu beli dari petani-petani lain, yang dua bahu itu hasil menang lelang Rp 42 juta. Itu uangnya hasil hutang, padahal juga ada bunganya,” ujar dia, Sabtu (12/4/2025).
Dia pun memohon kepada pemerintah agar sawah yang kini tertimbun lumpur segera dilakukan pengerukan. Sehingga, sawah segera bisa ditanam padi kembali. Apalagi, uangnya yang dibuat menyewa sawah desa itu tidak bisa kembali.
”Kami bersama pihak desa sudah berembuk, uangnya tidak bisa kembali. Kami mohon agar pemerintah membantu mengeruk. Daripada impor kan lebih baik gabahnya dari petani langsung,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Hamidun menambahkan, total luas sawah warga di desanya yang tertimbun lumpur sekitar 40 hektare. Puluhan hektare sawah itu tertimbun lumpur hingga 60 cm.
Gunakan Alat Berat...
”Kedalaman lumpurnya rata-rata 50 sampai 60 cm. Harus eskavator dan buldoser yang bisa, kalau petani sendiri tidak mungkin,” ujarnya.
Baru-baru ini, pihaknya bersama para petani setempat telah berembuk dan menetukan batas sawah masing-masing. Dengan penentuan batas itu, para petani bisa lebih dahulu mengetahui lahan yang nanti mungkin akan digarap.
”Kami bersama masyarakat petani yang punya sawah, menentukan batas sawah masing-masing. Karena petani mau tidak mau ya kembali ke lahannya agar tanahnya tidak nganggur. Meskipun bisa dilihat kondisinya tanahnya seperti itu. Ada 80 persenan yang hadir, sekitar 30 orang,” kata dia.
Seperti diketahui, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan dilanda tanggul jebol hingga mengakibatkan banjir besar beberapa kali. Akibat tanggul jebol itu, lumpur dari Sungai Tuntang mengalir ke pemukiman hingga persawahan warga.
Editor: Supriyadi