Ganyang Moeldoko, Kader Demokrat Pati Gelar Cap Jempol Darah
Umar Hanafi
Jumat, 16 Juni 2023 19:17:14
Sebelum aksi cap jempol, Ketua DPC Partai Demokrat Pati Joni Kurnianto melakukan orasi. Para kader dari berbagai kalangan pun mengepalkan tangan saat pimpinannya berorasi.
Joni mengatakan tindakan ini sebagai perlawanan terhadap Moeldoko yang masih berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Usai orasi, salah satu kader partai berlambang bintang mercy ini memimpin doa bersama. Mereka memanjatkan doa agar kedzaliman dan kebatilan kalah.
Baca: AHY Tak Jadi Cawapres Anies, Demokrat Diprediksi HengkangSetelah itu, Joni menusuk jemarinya dengan jarum sehingga keluar darah. Darah ini digunakan untuk cap jempol di sebuah benner putih. Setelah itu, para kader bergantian melakukan hal yang sama.
”Jadi ini gerakan nasional melawan begal KSB Moeldoko. Ini dilakukan serentak di setiap DPC Demokrat. Kabupaten Pati juga melakukan hal yang sama,” ujar Joni.
Mereka melakukan aksi solidaritas untuk memprotes Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No. Perkara 487 K/TUN/2022.
”KMB Moeldoko ini sudah kalah di pengadilan di bawah MA. Ini kok maju ke MA. Seharusnya Pak Jokowi memecat Moeldoko. Lantaran memelawan hukum,” tutur dia.
Baca: Moeldoko akan Panggil Kejagung dan Polri Terkait Kelanjutan Tragedi KanjuruhanIa menambahkan, aksi simbolis cap jempol darah ini menegaskan loyalitas seluruh penggawa Partai Demokrat terhadap AHY. Ia mengaku siap mati membela AHY.”Dia bukan anggota partai Demokrat. Kok mau jadi ketua partai. Lucu. Kayak pengen nyalon presiden tapi tidak punya KTP. Pakai darah kita harga mati AHY,” tutur dia.Nantinya hasil cap jempol darah ini bakal dikirimkan ke DPP Demokrat. Ia berharap aksi ini mengetuk para hakim MK agar lebih objektif dalam memtusukan perkara ini.”Kalau tidak dihiraukan kita akan geruduk ke Jakarta,” pungkas dia. Editor: Supriyadi
Murianews, Pati – Seratusan kader Partai Demokrat Pati menggelar aksi cap jempol darah di depan kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pati, Jumat (16/6/2023). Narasi Ganyang Moeldoko diserukan dalam aksi ini.
Sebelum aksi cap jempol, Ketua DPC Partai Demokrat Pati Joni Kurnianto melakukan orasi. Para kader dari berbagai kalangan pun mengepalkan tangan saat pimpinannya berorasi.
Joni mengatakan tindakan ini sebagai perlawanan terhadap Moeldoko yang masih berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Usai orasi, salah satu kader partai berlambang bintang mercy ini memimpin doa bersama. Mereka memanjatkan doa agar kedzaliman dan kebatilan kalah.
Baca: AHY Tak Jadi Cawapres Anies, Demokrat Diprediksi Hengkang
Setelah itu, Joni menusuk jemarinya dengan jarum sehingga keluar darah. Darah ini digunakan untuk cap jempol di sebuah benner putih. Setelah itu, para kader bergantian melakukan hal yang sama.
”Jadi ini gerakan nasional melawan begal KSB Moeldoko. Ini dilakukan serentak di setiap DPC Demokrat. Kabupaten Pati juga melakukan hal yang sama,” ujar Joni.
Mereka melakukan aksi solidaritas untuk memprotes Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko atas putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No. Perkara 487 K/TUN/2022.
”KMB Moeldoko ini sudah kalah di pengadilan di bawah MA. Ini kok maju ke MA. Seharusnya Pak Jokowi memecat Moeldoko. Lantaran memelawan hukum,” tutur dia.
Baca: Moeldoko akan Panggil Kejagung dan Polri Terkait Kelanjutan Tragedi Kanjuruhan
Ia menambahkan, aksi simbolis cap jempol darah ini menegaskan loyalitas seluruh penggawa Partai Demokrat terhadap AHY. Ia mengaku siap mati membela AHY.
”Dia bukan anggota partai Demokrat. Kok mau jadi ketua partai. Lucu. Kayak pengen nyalon presiden tapi tidak punya KTP. Pakai darah kita harga mati AHY,” tutur dia.
Nantinya hasil cap jempol darah ini bakal dikirimkan ke DPP Demokrat. Ia berharap aksi ini mengetuk para hakim MK agar lebih objektif dalam memtusukan perkara ini.
”Kalau tidak dihiraukan kita akan geruduk ke Jakarta,” pungkas dia.
Editor: Supriyadi