Sulap Pojok Pasar Gabus Pati Jadi Panggung, Murid Widyas Budaya Gelar Parade Tari
Umar Hanafi
Minggu, 2 Juli 2023 16:24:34
Di mana, pojok utara pasar disulap menjadi panggung. Panggung itu kemudian digunakan sebagai parade pentas tari oleh
Sanggar Tari Widyas Budaya.
Dalam pentas yang bertajuk ”Ngawiti” itu puluhan anak didik Sanggar Tari Widyas Budaya bergantian menunjukkan kemampuan. Tajuk ini dipilih sebagai pembuka kegiatan tahunan mereka yang sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi.
Baca juga: Tambang Galian C di Sukolilo Pati Kembali Longsor, Satu Orang MeninggalPojok pasar yang biasanya digunakan untuk parkir disulap menjadi panggung yang megah. Kemegahan panggung dengan latar belakang patung besar tampak memanjakan mata. Kemegahan semakin terasa saat panggung disepuh lampu aneka warga, alunan musik dan lincah para penari memulai aksinya.
Sederet jenis kreasi tarian tersaji di atas panggung. Mulai dari tari kelinci, tari kuda-kuda, tari ngepung serta tari merak dengan apik dibawakan oleh 50 penari. Mereka menari bergantian menunjukkan kebolehan.
Pimpinan Sanggar Tari Widyas Budaya Hani Indrayani mengatakan, pentas yang berlangsung merupakan acara tahunan. Kali ini mereka memberi ”Ngawiti” pada parade pentas ke-16 mereka sebagai tanda kembali bangkit setelah vakum lama.
Sebelum ini, Hani menyebut, acara serupa sempat terselenggara pada tahun 2019 lalu. Namum pentas di tahun tersebut merupakan pentas terakhir yang diadakan sebelum vakum akibat pandemi Covid-19 .
”Kemudian kami gagas kembali acara ’Ngawiti’. Sebetulnya kita sudah kita siapkan jauh-jauh hari. Kita sudah mulai latihan sejak tahun 2022 lalu. Tetapi akhirnya kita baru bisa memulai pentas tahun ini lagi,” terangnya.
Parade tari memang sengaja diselenggarakan untuk para murid Sanggar Tari Widyas Budaya unjuk gigi. Melalui panggung tersebut para murid tari sanggar tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka saja, namun mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya.Di sisi lain, Hani menilai keberadaan pentas seperti yang mereka adakan juga memiliki peran penting untuk eksistensi mereka di tengah budaya lain lebih moncer. Mengingat keberadaan seni tari di Kabupaten Pati masih minim peminat jika dibanding seni lain seperti kesenian ketoprak maupun kesenian wayang.”Harapannya bisa melestarikan serta uri-uri kebudayaan. Semoga tetep jalan meski setapak demi setapak,” tandas Hani.Salah satu penonton, Fadil merasa terkesima dengan parade tersebut. Apalagi sudah lama ia tidak melihat pertunjukan semacam ini.”Bagus dengan parade pentas tari ini. Apalagi sudah lama ndak lihat kayak gini lagi,” kata dia.Parade tari diakhiri dengan pementasan tari Fragmen Gumegrah Amiwiti. Dalam pertunjukan ini, dua kelompok tari beradu seolah-olah menceritakan peperangan.Grup musik GaGeGo asal Gabus juga tak mau kalah. Mereka juga ikut pentas dan menjadi pamungkas pertunjukan di Pojok Pasar Gabus. Editor: Dani Agus
Murianews, Pati – Ada nuansa berbeda di salah satu pojok Pasar Gabus, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (1/7/2023) malam.
Di mana, pojok utara pasar disulap menjadi panggung. Panggung itu kemudian digunakan sebagai parade pentas tari oleh
Sanggar Tari Widyas Budaya.
Dalam pentas yang bertajuk ”Ngawiti” itu puluhan anak didik Sanggar Tari Widyas Budaya bergantian menunjukkan kemampuan. Tajuk ini dipilih sebagai pembuka kegiatan tahunan mereka yang sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi.
Baca juga: Tambang Galian C di Sukolilo Pati Kembali Longsor, Satu Orang Meninggal
Pojok pasar yang biasanya digunakan untuk parkir disulap menjadi panggung yang megah. Kemegahan panggung dengan latar belakang patung besar tampak memanjakan mata. Kemegahan semakin terasa saat panggung disepuh lampu aneka warga, alunan musik dan lincah para penari memulai aksinya.
Sederet jenis kreasi tarian tersaji di atas panggung. Mulai dari tari kelinci, tari kuda-kuda, tari ngepung serta tari merak dengan apik dibawakan oleh 50 penari. Mereka menari bergantian menunjukkan kebolehan.
Pimpinan Sanggar Tari Widyas Budaya Hani Indrayani mengatakan, pentas yang berlangsung merupakan acara tahunan. Kali ini mereka memberi ”Ngawiti” pada parade pentas ke-16 mereka sebagai tanda kembali bangkit setelah vakum lama.
Sebelum ini, Hani menyebut, acara serupa sempat terselenggara pada tahun 2019 lalu. Namum pentas di tahun tersebut merupakan pentas terakhir yang diadakan sebelum vakum akibat pandemi Covid-19 .
”Kemudian kami gagas kembali acara ’Ngawiti’. Sebetulnya kita sudah kita siapkan jauh-jauh hari. Kita sudah mulai latihan sejak tahun 2022 lalu. Tetapi akhirnya kita baru bisa memulai pentas tahun ini lagi,” terangnya.
Parade tari memang sengaja diselenggarakan untuk para murid Sanggar Tari Widyas Budaya unjuk gigi. Melalui panggung tersebut para murid tari sanggar tidak hanya menunjukkan kreativitas mereka saja, namun mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya.
Di sisi lain, Hani menilai keberadaan pentas seperti yang mereka adakan juga memiliki peran penting untuk eksistensi mereka di tengah budaya lain lebih moncer. Mengingat keberadaan seni tari di Kabupaten Pati masih minim peminat jika dibanding seni lain seperti kesenian ketoprak maupun kesenian wayang.
”Harapannya bisa melestarikan serta uri-uri kebudayaan. Semoga tetep jalan meski setapak demi setapak,” tandas Hani.
Salah satu penonton, Fadil merasa terkesima dengan parade tersebut. Apalagi sudah lama ia tidak melihat pertunjukan semacam ini.
”Bagus dengan parade pentas tari ini. Apalagi sudah lama ndak lihat kayak gini lagi,” kata dia.
Parade tari diakhiri dengan pementasan tari Fragmen Gumegrah Amiwiti. Dalam pertunjukan ini, dua kelompok tari beradu seolah-olah menceritakan peperangan.
Grup musik GaGeGo asal Gabus juga tak mau kalah. Mereka juga ikut pentas dan menjadi pamungkas pertunjukan di Pojok Pasar Gabus.
Editor: Dani Agus