Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Sebagian warga Pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah, mempunyai cara berbeda dalam merayakan HUT RI. Mereka menggelar upacara di tengah gundukan sampah Sungai Tus, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kamis (17/8/2023).

Ratusan warga dari berbagai kalangan berbondong-bondong ke anak Sungai Juwana itu, Kamis (17/8/2023). Sungai itu sudah mulai mengering dan hanya menyisakan beberapa aliran saja.

Kondisi itu membuat gundukan sampah di Sungai terlihat. Namun, saat musim penghujan kondisi kontras terlihat di sana. Saat hujan datang, air di sana melimpah dan bahkan membuat desa-desa di bawahnya kebanjiran.

Tak hanya warga sekitaran, peserta upacara juga dari unsur Pemerintah Desa Baturejo, mahasiswa, petani, pedagang, buruh dan beberapa masyarakat yang peduli lingkungan Pegunungan Kendeng.

Beberapa perwakilan dari unsur Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) yang berada dari luar Kabupaten Pati seperti Grobogan, Kudus, Blora, dan juga Rembang juga hadir di momen itu.

Mereka berdiri berpijak permukaan sungai yang sudah mulai mengering itu. Sebuah batang bambu ditancapkan di sana untuk mengibarkan bendera. Puluhan bendera kecil-kecil juga dikibarkan.

Dengan menggunakan bahasa Jawa, upacara dijalankan. Tembang-tembang macapat dan lagu Jawa lainnya juga ikut mengiringi upacara kemerdekaan di tengah sungai tersebut.

Tak perlu seragam seperti upacara yang dilakukan secara formal. Peserta upacara di sana mengenakan pakaian yang digunakan beraktivitas sehari-hari.

Menariknya lagi, saat proses pengibaran bendera. Petugas memanjat sebuah tiang untuk mengibarkan bendera merah putih.

Dalam pidato Gunretno, Ketua JMPPK yang menjadi inspektur upara mengatakan upacara di tumpukan sampah ini sebagai pengingat pada pemerintah supaya memperhatikan kondisi masyarakat yang mayoritas petani.

’’Banjir yang terjadi di wilayah Pati salah satunya terjadi karena pendangkalan sungai tua ini. Sungai terendam sampah menyebabkan pendangkalan dan mengakibatkan banjir di area persawahan di sepanjang sungai. Kalau tidak segera diantisipasi maka dapat menyebabkan kekeringan,’’ jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya menyatakan kondisi tersebut semakin diperparah dengan maraknya penambangan yang ada di Pegunungan Kendeng di wilayah Sukolilo.

Ia menilai kerusakan pegunungan kendang itu menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang kerap terjadi. Belum lagi kebiasaan buruk membuang sampah disungai yang dilakukan segelintir orang.

’’Lebih lagi, kondisi semakin buruk dari hulu di Kendeng hingga hilir di Sungai Juwana. Semoga melalui upacara dengan Tema Merdiko Mbangun Jiwo ini kita bangsa dikaruniai Gemah Ripah Loh Jinawi. Bisa mewujudkan kelestarian sumber mata air, kualitas udara akibat pemanasan global dan tambang,’’ pungkas Gunretno.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler