Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Tokoh RAA Soewondo sangat berjasa bagi dunia kesehatan Kabupaten Pati. Bupati Pati era 1905-1934 ini rela menjual puluhan rumah pribadinya demi terbangun rumah sakit di Bumi Mina Tani.

Namanya kini diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pati yang didirikannya. Lelaki yang lahir pada tanggal 25 Oktober 1908 ini berjuang agar masyarakat Kabupaten Pati dapat terlayani dengan baik di bidang kesehatan pada masa kolonialisme Belanda.

Keturunan keempat dari RAA Soewondo, Evy Steelyana W Soewondo mengatakan RSUD Soewondo merupakan bagian penting dalam perjuangan kakeknya. Tidak hanya untuk pengobatan rakyat, rumah sakit itu juga berdiri atas kegigihan seorang tokoh dalam memegang prinsip.

”Peninggalan itu menurut saya paling visioner untuk rakyat pada era itu,” kata Evy.

Rumah sakit RAA Soewondo mulai dibangun pada tahun 1933. Pembangunan rumah sakit itu, kata Evy, sempat ditentang pihak kolonial. Namun berkat kegigihan dan kerja keras RAA Soewondo, rumah sakit itu akhirnya terbangun.

”Pembangunan rumah sakit memang sempat ditolak oleh Belanda waktu itu, tetapi eyang tetap kekeh untuk mendirikan rumah sakit,” ujar dia.

Menurut cerita yang diterimanya, RAA Soewondo merogoh kocek pribadi untuk membangun rumah sakit. Ia menjual sekurang-kurangnya 20 rumah untuk membiayai pembangunan rumah sakit terbesar di Pati saat itu.

Akhirnya pada tahun 1934, rumah sakit itu selesai dibangun. Namun sayang, RAA Soewondo tak dapat menikmati kemegahan impiannya lebih lama. Pasalnya pada 1 Februari 1934, Soewondo menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu usianya memasuki 56 tahun.

”Eyang memang sebelum meninggal menderita diabetes. Barangkali karena firasat itu dirinya mendirikan rumah sakit,” kata Evy.

RAA Soewondo sendiri dikebumikan di Makam Pahlawan Giri Dharma di Desa Puri, Kecamatan Pati Kota. Evy yang kesehariannya sebagai dosen di perguruan tinggi di Jakarta ini pun menyempatkan ziarah ke makam leluhurnya tersebut.

Berbeda dengan makam tokoh besar lainnya, makam RAA Soewondo tak mempunyai papan tanda penunjuk. Sehingga jarang para peziarah mengenali salah satu tokoh besar di Pati itu.

”Saya juga sempat sowan ke pak Bupati Pati untuk adanya perhatian untuk memberikan papan petunjuk. Syukur dari Pak Bupati sudah merespon untuk menindaklanjuti papan petunjuk makam eyang,” pungkas Evy.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler