Murianews, Pati – Lima embung di Desa Tondokerto, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terdampak kekeringan. Embung yang dimanfaatkan warga untuk kebutuhan air bersih kini mengering.
Embung-embung itu kini tak menyisakan air. Permukaan embung yang sebelumnya penuh air, kini mengering.
Lumpur di dasar embung mengering dan retak-retak. Embung dengan kedalaman tiga meter itu hanya memperlihatkan dasar tanah dengan retakan besar.
Perangkat Desa Tondokerto, Kecamatan Jakenan, Mulyono mengungkapkan kondisi habisnya air telah terjadi sejak akhir Juli lalu. Ia menyebut air yang biasanya melimpah kini hanya menyisakan lumpur dan tidak dapat lagi akses warga.
Padahal, embung itu merupakan satu-satunya sumber air bersih bagi warga. Sebanyak 400 keluarga di desa tersebut menggantungkan air bersih dari embung untuk mencuci hingga air minum.
”Sebanyak 400 keluarga di sini mengandalkan embung untuk mencuci dan pengairan sawah. Setelah mengering kami hanya mengandalkan bantuan air dari beberapa pihak,” kata Mulyono, Rabu (4/10/2023).
Bagi Mulyono kekeringan yang dialami tahun ini menjadi kekeringan terparah selama dua tahun terakhir. Mengingat hingga pada tahun-tahun sebelumnya, embung itu masih bisa digunakan hingga bulan November.
Mulyono berharap embung yang dibangun oleh Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS) dapat diperdalam kembali. Sehingga volume air dapat menjawab kebutuhan air bersih warga.
”Ketika kemarau panjang belum dapat menjawab air dari warga,” kata Mulyono.
Salah satu warga Ali (40) mengatakan kondisi kekeringan tidak hanya terjadi di satu embung saja. Dari lima embung yang dimiliki desa mengalami kondisi serupa.
”Biasa satu embung besar digunakan air minum. Sedangkan empat embung lainnya digunakan bercocok tanam,” ungkap Ali.
Setelah embung mengering, Ali mengaku sering menggunakan air bantuan. Dari tujuh wadah air bersih bantuan yang ia peroleh hanya bertahan dua hari saja.
Editor: Supriyadi



