Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Hujan sudah mulai menguyur sebagian wilayah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak beberapa waktu lalu. Namun, hal ini belum memberikan dampak signifikan terhadap bencana kekeringan. Sebanyak 94 desa masih mengalami kesulitan air bersih.

Hal ini berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati. Hampir seratus desa itu tersebar di sebelas kecamatan. 

”Kekeringan belum kelar. Masih di kisaran 94 desa tersebar di 11 kecamatan,” ungkap Kepala Pelaksanaan Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya, Selasa (14/11/2023). 

Kecamatan yang terdampak kekeringan yakni, Batangan, Jaken, Jakenan, Pucakwangi, Winong, Gabus, Tambakromo, Kayen dan Sukolilo, Tayu dan Kecamatan Dukuhseti. 

Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada bulan Oktober lalu yang hanya 83 desa di sepuluh kecamatan. Dukuhseti menjadi kecamatan terakhir yang terdampak kekeringan hingga November 2023 ini. 

BPBD Kabupaten Pati pun masih terus menggencarkan dropping air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Setiap hari, sebanyak 20 tangki air masih disalurkan ke sejumlah desa terdampak. 

”Jumlah itu sebanyak itu dengan dukungan empat mobil tangki,” jelas dia. 

Salah seorang warga Desa Boto, Kecamatan Jaken, Okta (20) menyebut sulitnya mendapat air bersih masih ia rasakan hingga hari ini. Okta bersama warga lain di desanya bahkan masih mengandalkan dropping air untuk kebutuhan memasak maupun mencuci. 

”Di dua dukuh Timulo dan Boto masih kekeringan,” terang Okta. 

Okta menyebut setiap tahun kekeringan terus mereka rasakan. Mengingat sumber mata air di Desa Boto, Kecamatan Jaken ikut mengering seiring lamanya musim kemarau yang terjadi. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler