Bikin Melongo, Inflasi di Pati Pekan Ini Tembus 4,3 Persen
Umar Hanafi
Senin, 26 Februari 2024 17:13:00
Murianews, Pati – Angka inflasi di Kabupaten Pati kembali merangkak naik pada akhir pekan bulan Februari 2024. Kini, Indeks Perkembangan Harga (IPH) tembus hingga 4,3 persen.
Hal ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro saat rapat koordinasi penanaman inflasi di Pendapa Kabupaten Pati, Senin (26/2/2024).
Henggar menyebut naiknya angka inflasi ini terjadi lantaran masih tingginya harga beberapa sembako di pasaran.
”Inflasi kita melakukan rakor yang dipimpin Irjen dari Kemendagri. Menang akhir ini ada beberapa kenaikan. Mulai dari beras, telur, ayam ras hingga cabai merah,” ujar Henggar.
Harga beras di Pati saat ini menembus Rp 16 ribu per Kg untuk jenis premium dan Rp 15 ribu per Kg untuk jenis medium. Harga telur ras menembus Rp 28 ribu per Kg dan telur kampung Rp 52.500 per Kg.
Sementara harga daging ayam ras dan cabai merah di pasaran Kabupaten Pati masing-masing Rp 36 ribu per Kg dan Rp 85 ribu per Kg.
”Empat komoditas ini yang mengalami kenaikan. Tidak hanya Pati saja, tapi hampir seluruh wilayah di Indonesia,” kata dia.
Tingginya harga ini membuat IPH di Kabupaten Pati naik jadi 4,3 persen pada awal pekan ini. Padahal pada awal pekan lalu, IPH di Bumi Mina Tani baru mencapai 2,5 persen.
Menurutnya, kenaikan angka inflasi sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Pada pekan awal Februari 2024, angka inflasi di Kabupaten Pati baru di kisaran 1 persen.
Untuk menekan angka inflasi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berencana menggelar operasi pasar di beberapa wilayah. Diharapkan langkah ini bisa membuat angka inflasi normal.
”Kita akan melakukan operasi pasar. Kita lakukan sekitar tanggal 5 Maret di Dasdagperin. Semoga bisa menurunkan inflasi. Inflasi memang naik semua,” tandas Henggar.
Sementara itu, Kepala Disdagperin Pati Hadi Santoso menilai indeks inflasi yang terjadi relatif tinggi ini dipengaruhi harga komoditas seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang putih dan bawang merah yang merangkak naik.
Hadi menduga lonjakan harga yang terjadi lantaran menjelang bulan Ramadan. Berdasarkan pantauan pihaknya di lapangan beberapa harga memang mulai merangkak naik.
”Tetapi kalau kenaikan harga beras ini bukan faktor bulan Ramadan saja. Bisa jadi masa panen yang telat membuat beras langka. Apalagi para beras dari petani Pati banyak dijual keluar ke daerah,” terang Hadi.
Editor: Cholis Anwar



