Waisak, Umat Buddha Pati Baca Paritta Suci Belasan Jam
Umar Hanafi
Kamis, 23 Mei 2024 15:55:00
Murianews, Pati – Perayaan Waisak 2568 BE atau 2024 M di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah berjalan khidmat. Umat Buddha desa tersebut membacakan paritta suci berjam-jam di momen hari raya, Kamis (23/5/2024).
Selain itu mereka juga tampak khusuk membacakan buku doa maupun pujian di Vihara Saddha Giri Jrahi. Mereka duduk di depan patung Buddha sambil melantunkan doa-doa.
”Perayaan Waisak jam 20.52 WIB. Menjelang perayaan Waisak kami membaca paritta suci minimal 15 jam. Saat puncak kita melakukan meditasi. Kita kebersamaan untuk melakukan kebersamaan. Umat Buddha di sini ada 277 perempuan 278 laki-laki,” ujar pengurus Vihara Saddha Giri, Ngaripin.
Salah satu umat Buddha yang mengikuti prosesi itu yakni, Jarmi. Ia mengungkapkan pembacaan paritta ini dimulai sejak 05.00 WIB sampai selesai. Biasanya pembacaan paritta ini digelar selama belasan jam.
”Kami membaca paritha suci mulai pukul 05.00 WIB sampai selesai,” tutur dia.
Nantinya saat puncak perayaan Waisak digelar, umat Buddha Desa Jrahi bakal berkumpul dan melakukan meditasi bersama. Setelah itu, mereka mengelilingi wihara termegah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu.
”Puncaknya nanti malam ada upacara mengelilingi vihara tiga kali sebagai simbol untuk keselamatan dan tolak bala' atau membersihkan hal-hal negatif,” kata dia.
Ia mengungkapkan sebelum Hari Raya Waisak, umat Buddha melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Berbeda dengan umat muslim, puasa umat Buddha mulai pada pukul 06.00 WIB. Sekitar pukul 11.30 WIB hingga 12.00 WIB, mereka diperkenankan makan maupun minum.
”Puasa mulai tanggal 21 Mei sampai dini hari tanggal 23 Mei 2024. Kita makan hanya dua kali sekitar pukul 05.00 WIB sampai 06.00 WIB dan sekitar pukul 11.30 sampai 12.00 WIB,” kata dia.
Namun setelahnya, umat Buddha tidak diperbolehkan makan maupun minum.
”Selain jam-jam itu tidak diperkenankan makan maupun minum. Kalau terpaksa kehausan, diperbolehkan minum, itu pun sedikit. Hanya air putih seperlunya, ndak boleh ada tambahan-tambahan, ndak boleh susu atau tambahan gula,” tandas dia.
Editor: Supriyadi
Murianews, Pati – Perayaan Waisak 2568 BE atau 2024 M di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah berjalan khidmat. Umat Buddha desa tersebut membacakan paritta suci berjam-jam di momen hari raya, Kamis (23/5/2024).
Selain itu mereka juga tampak khusuk membacakan buku doa maupun pujian di Vihara Saddha Giri Jrahi. Mereka duduk di depan patung Buddha sambil melantunkan doa-doa.
”Perayaan Waisak jam 20.52 WIB. Menjelang perayaan Waisak kami membaca paritta suci minimal 15 jam. Saat puncak kita melakukan meditasi. Kita kebersamaan untuk melakukan kebersamaan. Umat Buddha di sini ada 277 perempuan 278 laki-laki,” ujar pengurus Vihara Saddha Giri, Ngaripin.
Salah satu umat Buddha yang mengikuti prosesi itu yakni, Jarmi. Ia mengungkapkan pembacaan paritta ini dimulai sejak 05.00 WIB sampai selesai. Biasanya pembacaan paritta ini digelar selama belasan jam.
”Kami membaca paritha suci mulai pukul 05.00 WIB sampai selesai,” tutur dia.
Nantinya saat puncak perayaan Waisak digelar, umat Buddha Desa Jrahi bakal berkumpul dan melakukan meditasi bersama. Setelah itu, mereka mengelilingi wihara termegah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu.
”Puncaknya nanti malam ada upacara mengelilingi vihara tiga kali sebagai simbol untuk keselamatan dan tolak bala' atau membersihkan hal-hal negatif,” kata dia.
Ia mengungkapkan sebelum Hari Raya Waisak, umat Buddha melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Berbeda dengan umat muslim, puasa umat Buddha mulai pada pukul 06.00 WIB. Sekitar pukul 11.30 WIB hingga 12.00 WIB, mereka diperkenankan makan maupun minum.
”Puasa mulai tanggal 21 Mei sampai dini hari tanggal 23 Mei 2024. Kita makan hanya dua kali sekitar pukul 05.00 WIB sampai 06.00 WIB dan sekitar pukul 11.30 sampai 12.00 WIB,” kata dia.
Namun setelahnya, umat Buddha tidak diperbolehkan makan maupun minum.
”Selain jam-jam itu tidak diperkenankan makan maupun minum. Kalau terpaksa kehausan, diperbolehkan minum, itu pun sedikit. Hanya air putih seperlunya, ndak boleh ada tambahan-tambahan, ndak boleh susu atau tambahan gula,” tandas dia.
Editor: Supriyadi