Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Ratusan warga dari berbagai desa berdatangan untuk mengikuti upacara tradisi sedekah bumi di Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka berbondong-bondong ingin melihat dan berebut nasi berkat di Punden Mbah Kopek.

Sebelum nasi berkat diperebutkan, seni pencak silat dipertontonkan. Setelah itu, rombongan perangkat desa melakukan upacara.

Mereka mengelilingi punden tujuh kali dengan menuangkan air kendi. Air kendi itu kemudian digunakan sejumlah warga untuk membasuh muka dan badan.

”Memutar tujuh kali ini sebagai simbol tawaf saat berangkat haji. Dengan tujuan berdoa agar masyarakat Desa Lahar diberikan kesehatan, ampunan oleh Allah SWT dan diberikan rezeki yang halal dan berkah,” ujar Kepala Desa Lahar, H Sarwanto kepada Murianews.com, Kamis (30/5/2024).

Usai prosesi mengelilingi punden tujuh kali, ratusan warga dari sejumlah desa pun langsung menyerbu tempat nasi berkat. Mereka kemudian berebut ribuan nasi berkat tersebut yang diwadahi tlandik atau wadah nasi berkat yang terbuat dari anyaman bambu.

”Setiap keluarga mengumpulkan dua tlandik. KK di desa sini ada 1.670 KK. Jadi ya ada 3.400-an tlandik,” ungkap dia.

Ribuan nasi berkat itu pun ludes dalam hitungan menit. Warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan nasi berkat yang telah didoakan. Mereka percaya, nasi berkat tersebut membawa berkah usai didoakan.

Salah satu warga yang rela berebut itu yakni, Endang Susilowati. Ibu rumah tangga asal Desa Sumbermulyo itu berhasil memperoleh 9 nasi berkat tlandik. Sebanyak tiga nasi berkat, diberikan kepada orang lainnya. Sisanya ia bawa pulang.

”Mau saya jemur setelah itu disebar di sawah,” kata dia.

Ia meyakini nasi berkat dari Sedekah Bumi Desa Lahar ini bisa menyuburkan tanaman dan memberikan keberkahan. Tentunya, mereka meyakini nasi berkat tersebut hanya perantara. Semua yang menentukan hanya Tuhan YME.

”Sebagian kami berikan ke tetangga. Itung-itung ikut sedekah,” tandas dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler