Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Seluruh penyuluh agama dari lintas agama di Kabupaten Pati, Jawa Tengah diminta ikut melestarikan lingkungan. Mereka pun diwajibkan menanam pohon sebagai wujud menjaga lingkungan.

Ratusan penyuluh agama ini tergabung dalam PD Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Pati. Mereka menggelar dialog lintas agama tentang lingkungan bersama Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan), Kamis (30/2024) .

Pertemuan yang digelar di Aula Kantor Kemenag Pati ini terangkai dalam acara Sarasehan Lintas Agama bertema Teologi Lingkungan Perspektif Agama-agama di Indonesia.

Taufik Muhammad Nur, ketua panitia menyebut kegiatan  ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari lahir IPARI yang pertama sekaligus menjadi langkah awal menjalankan program edukasi lingkungan hidup.

”Kebetulan kami tahun ini selain melakukan pendampingan keagamaan di masyarakat mendapatkan tugas baru yakni melaksanakan edukasi lingkungan hidup. Harapannya dengan mengundang praktisi lingkungan kita bisa mendapatkan tambahan wawasan,” kata Taufik saat memberikan sambutan.

Usai sarasehan, acara dilanjutkan  dengan kegiatan  penandatanganan komitmen bersama IPARI mendukung gerakan zero plastik, aksi bersih sampah plastik di lingkungan Kemenag, dan pembagian bibit pohon gratis untuk masing-masing penyuluh agama di seluruh KUA Pati.

”Setelah kegiatan ini kami minta para penyuluh untuk melakukan gerakan menanam pohon dengan seluruh pegawai KUA di wilayah kerjanya masing-masing,” imbuh Taufik.

Sementara kepala Kantor Kemenag Pati, Ahmad Syaikhu yang juga hadir dalam acara tersebut turut memberikan masukan kepada para penyuluh agar kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial, harus ada kelanjutan program yang lebih konkrit.

”Penyuluh sebagai garda terdepan harus menjadi role model pelestarian lingkungan hidup. Tahun ini Kemenag Pati berkomitmen menjalankan empat program prioritas yakni penurunan stunting, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi umat dan pelestarian lingkungan,” kata Syaikhu dalam sambutannya.

Adapun kegiatan sarasehan lintas agama diikuti oleh 65 berbagai penyuluh agama, di antaranya Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan dan Budha.

Dalam paparannya juru bicara Jampisawan memaparkan sejumlah masalah lingkungan  di Kabupaten Pati, khususnya sampah rumah tangga plastik dan popok.

Rangkuman dalam sarasehan, agama dan lingkungan merupakan kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, setiap agama memiliki pandangan tentang pelestarian lingkungan.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler