Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Petani asal Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami nasib tak mujur. Mereka dihantui kecemasan lantaran masih terjerat konflik lahan dengan PT Laju Perdana Indah atau PG Pakis dan terancam kehilangan lahan garapan.

Salah satu petani itu yakni Sumiati. Lantaran terjerat konflik tersebut, ia mengaku tidak mempunyai lahan garapan. Lahan garapannya kini dikuasai PT Laju Perdana Indah setelah mendapatkan HGB. Lahan konflik itu pun telah ditanami tebu.

Ia pun terpaksa bekerja serabutan sejak 2020 lalu. Beberapa kali bahkan ia menganggur lantaran tidak ada pekerjaan.

Sumiati dan puluhan petani lainnya pun berharap HGB lahan PG Pakis yang berada di desanya dicabut dan dikembalikan kepada warga. Mereka cemas lahan seluas sekitar 73 hektare tersebut

”Sekarang petani itu susah mas. Petani tidak punya lahan, pekerjaan serabutan. Nganggur di rumah, petani itu gelisah, tidak ada makanan yang dimakan mas. Minta kepada dulur-dulur supaya dulur-dulur mau membantu kepada petani Pundenrejo,” keluh dia.

Sumiati mengaku lahan puluhan hektare itu merupakan peninggalan nenek moyang petani Pundenrejo. Pada tahun 1965, para petani terpaksa kehilangan ladang mereka lantaran pihak tentara menguasai lahan mereka.

Beriring berjalannya waktu, lahan di Desa Pundenrejo itu ternyata berstatus HGB yang dikuasai PT BAPPIPUNDIP. Status HGB tersebut kemudian diperpanjang dari tahun 1994 hingga 2024.

Namun lahan tersebut tidak dimanfaatkan. Petani Pundenrejo pun berinisiatif mengelola tanah itu sebagai lahan pertanian sejak 1999. Mereka menilai lahan itu merupakan milik nenek moyangnya. Warga pun merasa sudah mendapatkan hak mereka.

Petaka bagi petani Pundenrejo kembali datang pada tahun 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 melanda. Tanaman para petani tiba-tiba dirusak oleh sejumlah orang yang tak dikenal.

Semenjak itu, lanjut Sumiati, konflik lahan di Desa Pundenrejo memanas. Mereka sering kali berhadapan dengan orang yang tak dikenal.

”Udah garap 20 tahun sekarang di rampas  oleh PT. Saya tidak bisa melawan. Saya dibawain traktor gede. Saya kalah, saya mau bertindak saya takut, ada preman semua menghadang di sana,” kata dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler