Kamis, 20 November 2025

Murianews, Rembang – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Agus Iwan Haswanto menilai Desa Sendangmulyo, Kecamatan Bulu berpotensi menjadi Sentra Kelengkeng di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Potensi ini dilihat Agus usai mengunjungi kebun kelengkeng milik salah satu warga setempat, Abdul Rohmad pada Selasa (25/6/2024) kemarin. Ia menilai cita rasa kelengkeng dari Desa Sendangmulyo memiliki rasa manis dan berdaging tebal.

Menurutnya, cita rasa ini sangat disukai oleh penikmat kelengkeng, sehingga pihaknya yakin Desa Sendangmulyo bisa menjadi Sentra Kelengkeng di Kabupaten Rembang. Tentu saja jika potensi ini bisa terus dikembangkan.

Dari hasil diskusi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bulu dan Kepala Desa setempat, mengarah pada rencana menjadikan Sendangmulyo sebagai sentra buah kelengkeng. Pihaknya berkomitmen membantu mewujudkan sentra kelengkeng ini.

”Kami akan mengupayakan bantuan seperti bibit, pelatihan-pelatihan terkait, peralatan semprot, gunting, dan lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, Abdul Rohmad, yang juga perangkat Desa Sendangmulyo, mengaku budidaya buah kelengkeng di kebunnya bermula dari masalah ayam tetangganya yang merusak tanaman di sekitar lahannya.

Lahan miliknya berada dekat dengan pemukiman warga membuat ia harus berfikir lebih untuk bercocok tanam. Pasalnya, ketika ia menanam tanaman seperti jagung, hasilnya tidak optimal karena banyaknya ayam tetangga yang merusaknya.

”Akhirnya saya mencoba menanam tanaman yang tidak bisa dirusak ayam. Saya terpikirkan kelengkeng. Kemudian saya beli bibit sendiri, dan setelah berkonsultasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat, saya diarahkan untuk menanam kelengkeng jenis New Kristal,” ujarnya.

Pertama kali, Rohmad membeli 50 bibit kelengkeng New Kristal. Kini, ia memiliki sekitar 80 pohon di atas lahan seluas seperempat hektar miliknya. Dalam lima tahun terakhir, kelengkengnya sudah panen tiga kali.

Ia menjelaskan bahwa dalam satu tahun, kelengkeng New Kristal miliknya bisa panen maksimal dua kali. Setiap kilogram kelengkeng yang dihasilkan bisa dijual dengan harga Rp 35 ribu.

”Yang siap panen dari 10 pohon itu hampir 2,5 kuintal. Itu belum termasuk pohon lainnya, hanya 10 pohon yang siap panen saat ini, karena tidak semua berbuah serentak,” tambahnya.

Terkait penjualan, Rohmad biasanya menawarkan via media sosial. Banyak juga pembeli yang datang langsung, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual kembali.

Pria berusia 38 tahun ini bercita-cita agar kebun kelengkengnya bisa menjadi agrowisata petik buah. Namun, ia menyadari bahwa 80 pohon belum cukup untuk mencapai tujuan tersebut.

”Mohon doanya agar kami bisa menambah lagi pohon kelengkeng. Masih ada lahan kosong yang bisa ditanami sekitar 100 pohon,” harapnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler