KKN di Rembang, Mahasiswa IPB akan Terapkan Edible Garden Tower
Dani Agus
Selasa, 25 Juni 2024 19:41:00
Murianews, Rembang – Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kecamatan Lasem dan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jumlah peserta KKN dari IPB ini sebanyak 78 mahasiswa.
Ada beberapa program yang disiapkan para mahasiswa IPB ini. Salah satunya akan menerapkan inovasi edible garden tower di desa-desa sasaran mulai 24 Juni hingga 5 Agustus mendatang. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat bertani secara vertikal dengan cara mudah di lahan terbatas.
Di Kecamatan Lasem, mahasiswa akan menjalani kegiatan di Desa Kajar, Gowak, Binangun, Selopuro, dan Sendangcoyo. Sedangkan di Kecamatan Sluke, mereka akan beraktivitas di Desa Jatisari, Labuhan Kidul, Langgar, Leran, dan Trahan.
Kepala Departemen Arsitektur Lanskap IPB Ahmad Arifin Hadi menyampaikan, bahwa setiap desa akan ditempatkan 5-7 mahasiswa dari berbagai bidang keahlian. ”Mahasiswa akan tinggal di tengah masyarakat, menggali permasalahan, merancang solusi, dan melaksanakan pengabdian. Pengalaman ini bertujuan untuk mengasah softskill, kerjasama, dan jiwa kepemimpinan mereka dalam mengelola program pengabdian masyarakat,” kata Arifin Hadi saat penerimaan mahasiswa KKNT IPB di aula lantai 4 Setda Rembang, Senin (24/6/2024).
Arifin menjelaskan, program unggulan KKNT IPB adalah pembuatan edible garden tower, masyarakat diajak untuk bertani secara vertikal dengan cara yang mudah dan konvensional.
”Kalau hidroponik kita launching sekarang, minggu depan sudah mati semua. Karena teknologi yang rumit, high cost, siapa yang bisa. Masyarakat harus tunggu bantuan pipa paralon, pompa dan lain sebagainya. Ini kita kembali ke konvensional, dan pendekatan kita silaturahmi,” jelasnya.
IPB akan menyediakan kantong terpal, pupuk organik, dan panduan, sementara masyarakat hanya perlu menyediakan lahannya.
Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang I Dwi Wahyuni Hariyati berharap, edible garden tower benar-benar dipraktikkan di masyarakat. ”Walaupun mereka di rumah, dia bisa mendapatkan tambahan pendapatan. Kalau pun tidak menjadikan pendapatan, bisa mengurangi biaya hidup dan meningkatkan gizi keluarga,” tuturnya.



