Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) menilai limbah pabrik sering kali mencemari Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Dugaan ini muncul setelah Jampisawan melakukan penelitian dan menyusuri sungai yang bermuara di Laut Jawa itu beberapa kali. Mereka menemukan sejumlah saluran pipa yang mengarah ke sungai Juwana.

Pipa-pipa ini yang disebut membuang limbah dan mencemari sungai yang juga dikenal dengan nama Sungai Silugonggo itu.

”Diakui atau tidak ada beberapa paralon yang dari pabrik itu masuk di sungai. Entah itu gunanya membuang (limbah) saya belum tahu,” kata Ketua Jampisawan Sunhadi kepada Murianews.com, Kamis (27/6/2024).

Sunhadi menyebut, ada puluhan pabrik yang diduga membuang limbah di sungai Juwana. Bahkan, ia menyaksikan aktivitas pembuangan limbah tersebut.

”Faktanya ada paralon ke sungai. Ada yang kelihatan di atas maupun di dalam. Perkiraan ada puluhan pabrik. Tapi paralonnya yang saya ketahui ada enam,” sebutnya.

Ia menilai pembuangan limbah ini berdampak terhadap ekosistem di Sungai Juwana. Apalagi temuan pihaknya ini selaras dengan fakta-fakta sebelumnya seperti banyaknya ikan yang mati.

”Tapi kemarin ada ikan-ikan yang mati. Maka itu kewajiban kita semua kali itu harus dijaga. Bagaimana pabrik-pabrik ini jangan sampai membuang limbah di sungai,” bebernya.

Temuan ini menambah keyakinannya tentang pencemaran Sungai Juwana oleh pabrik-pabrik. Sebelumnya, Jampisawan menguji coba kandungan air di sungai tersebut. Hasilnya, terdapat kandungan mikro plastik berdasarkan hasil uji laboratorium.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Tulus Budiharjo membantah jika ada pabrik yang membuang limbah di Sungai Juwana. Ia menyebut limbah pabrik di sepanjang sungai tersebut sudah diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

”Kalau limbah pabrik tidak ada (yang dibuang langsung). Kalau sudah diolah iya. Sudah melalui IPAL. Kalau langsung dibuang langsung tidak ada,” jawabnya.

Ia juga menyebut jika pabrik di kawasan tersebut sudah memiliki IPAL semua. Sehingga diklaim tidak ada limbah pabrik yang mencemari ekosistem sungai Juwana.

”Sudah IPAL semua. Air buangannya memang ada. Justru yang banyak malah dari masyarakat. Limbah rumah tangga malah banyak. Kalau pabrik tidak. Tidak mencemari karena sudah IPAL. Kan sudah ada baku mutu,” klaim dia.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler