Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Dugaan kecurangan mewarnai pelaksanaan PPDB di sejumlah SMA Negeri favorit di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Modus yang dilakukan, yakni memalsukan kartu keluarga (KK) agar bisa masuk lewat jalur zonasi dan sertifikat untuk masuk di jalur prestasi.

Dugaan ini pertama kali muncul dari salah satu wali murid calon peserta didik, Riayatul Husna. Warga Dusun Kauman, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Pati Kota itu mengaku awalnya, anaknya mendaftarkan diri di SMAN 1 Pati.

Jarak antara sekolah dan kediamannya tergolong dekat sekitar 1,5 km. Ia pun yakin anaknya bisa masuk melalui jalur zonasi reguler. Apalagi pada PPDB 2023/2024, jarak hingga 2 km masih bisa masuk ke SMAN favorit ini.

Namun sejak hari pertama pendaftaran hingga hari keempat pendaftaran, nama anaknya tergeser dari calon peserta didik lainnya. Anaknya pun tak masuk kuota 55 persen dari PPDB jalur zonasi.

’’Anak saya tergeser karena zonasi reguler. Sekarang anak saya di SMA 3 Pati,’’ kata Riayatul Husna kepada Murianews.com, Senin (1/7/2024).

Setelah melakukan penelusuran, ia menduga sejumlah calon peserta didik melakukan kecurangan. Mereka diduga melakukan pemalsuan KK hingga memalsukan sertifikat.

’’Setiap tahun terjadi ya karena SMA 1 Pati terfavorit seluruh kota Pati melek dengan pendidikan akan berlomba-lomba memasukkan anaknya ke SMA 1 Pati, dengan berbagai cara,’’ kata dia.

Menurutnya, dugaan ini sangat berdasar. Berdasarkan penelusurannya, terdapat KK yang dipalsukan dengan melakukan perpindahan tempat asal. Di dalam KK tersebut, tertera dicetak pada 2020 lalu. Namun setelah mengecek barcode, belum ada satu tahun KK itu dibuat.

’’Yang paling mencolok itu kan zonasi, KK yang dipalsukan dengan memindah tempat asalnya ke dekat sekolahan perkembangan menjadi zonasi,’’ kata dia.

Tak berhenti di sana, ia juga mencium dugaan kecurangan melalui jalur afirmasi. Setelah ditelusuri, kebanyakan yang memanfaatkan jalur ini berada di kawasan Puri. Padahal, ia menilai kawasan bersebut kebanyakan dihuni orang kaya.

’’Ada kecurangan mereka berpindah ke afirmasi yang khusus orang tidak mampu. Memang khusus itu juga dimainkan mungkin peserta kartu PIP (perlu) dilihat keabsahan,’’ kata dia.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Pati Alek Suhartono meminta orang tua calon peserta didik untuk tidak khawatir. Pasalnya, dugaan pemalsuan KK bisa dideteksi saat melakukan daftar ulang.

’’Lah ketika dijumpai bertentangan dengan surat pernyataan maka akan diambil tindakan sesuai dengan juknis yang ada seperti itu, dilihat dari juknis maka di situ didapatkan kalau tidak sesuai ada tindakan maka akan dibatalkan,” tandas dia.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler