Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Seorang anak di Kabupaten Pati diperkosa ayah kandungnya sendiri dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Saat ini, korban yang berusia sekitar 18 tahun mengalami trauma berat. 

Hal ini membuat UPTD PPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati turun tangan. Mereka melakukan pendampingan kepada korban.

Tenaga Profesional Psikis UPTD PPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati, Dita Nurlitasari memaparkan pihaknya mendapatkan kabar peristiwa ini dari Polresta Pati. Usai mendapatkan informasi, Dinsos pun bergerak. 

”Kami dapat laporan dari Polresta Pati untuk pendampingan korban diduga pelecehan seksual dari pelaku bapak kandungnya. Tugas saya hanya mendampingi secara psikolog korban,” ujar Dita Nurlitasari, Selasa (9/7/2024). 

Saat pihaknya melakukan pemeriksaan kepada korban, ia menemukan ada indikasi wanita tersebut mengalami depresi dan trauma. Korban histeris bahkan menangis saat bertemu lelaki yang belum dikenal. 

”Kondisi kemarin pendampingan awal korban ada indikasi depresi. Histeris ketika bertemu dengan orang baru. Terutama lelaki. Dia tidak mau interaksi selain perempuan. Ketika bertemu dengan lelaki orang baru itu dia histeris, nangis,” tutur Dita. 

Sebelumnya, lanjut dia, korban sempat diperiksa ke psikiater namun bukan berkaitan dengan kasus tersebut. Saat itu, korban dinilai sering melawan ayahnya. 

”Menurut ibunya, korban pernah diperiksa ke psikiater. Tapi karena kondisi, dulu dianggap bapaknya sering melawan. Makanya dibawa ke psikiater. Hanya sebatas itu,” kata Dita. 

Selain melakukan pendampingan kepada korban, Dinsos P3AKB Kabupaten Pati juga melakukan pendampingan kepada ibu dan adik korban. Menurutnya, mereka termasuk korban. 

”Langkah pendampingan dinsos, kita dampingi. Korban tidak hanya anaknya tapi ibunya juga. Karena diduga ayah kandungannya melakukan (pemerkosaan). Pendampingan Pati psikologis ke anak dan ibunya. Karena proses hukumnya kan panjang dan berat,” tutur dia. 

Apalagi, sang ibu nantinya bakal menghadapi ujian yang berat dengan mendampingi buah hatinya tersebut di masa-masa sulit. 

”Kondisi anak seperti ini memang perlu penguatan. Terutama ke pada ibunya. Karena ibunya yang akan mendampingi anak-anaknya,” tandas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler