Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk Rejo Pati bahkan mendapatkan pesanan untuk mengekspor hasil komoditasnya ke Negeri Sakura. Seribuan petani perhutanan sosial pun ketiban berkah.
Ketua KTH Sukobubuk Rejo, Saman menceritakan keberhasilan petani desanya hingga bisa mengekspor petai ke Jepang. Awalnya, kelompoknya menerima izin mengelola perhutanan sosial dari Kementrian LHK.
”Kami menerima sejak bulan Juli 2018. konsep Hutan sosial kan program lahan gundul bisa hijau kembali dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Saman kepada Murianews.com, Jumat (1/11/2024).
Setelah mendapatkan izin, lanjut dia, pihaknya menanam lahan sekitar 1.300 hektare dengan berbagai jenis tanaman. Mulai dari pohon petai, mangga, alpukat, kedondong, nangka hingga pohon kayu-kayuan seperti sengon sejak akhir tahun 2018.
”Luasan Petai yang sudah berbuah 15 ribu pohon kemungkinan akan tambah lagi. Karena sekitar 50 ribu yang telah kami tanam,” kata Saman.
Murianews, Pati – Kabar menggembirakan bagi dunia pertanian Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Petai asal Desa Sukobubuk, Kecamatan Margorejo bisa menembus pasar Jepang.
Petai menjadi topping pelengkap sambal khas Jawa. Tak semua orang suka buah polong-polongan lantaran identik dengan bau yang kurang sedap. Namun, komoditas pertanian ini justru dilirik perusahaan asal Jepang.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk Rejo Pati bahkan mendapatkan pesanan untuk mengekspor hasil komoditasnya ke Negeri Sakura. Seribuan petani perhutanan sosial pun ketiban berkah.
Ketua KTH Sukobubuk Rejo, Saman menceritakan keberhasilan petani desanya hingga bisa mengekspor petai ke Jepang. Awalnya, kelompoknya menerima izin mengelola perhutanan sosial dari Kementrian LHK.
”Kami menerima sejak bulan Juli 2018. konsep Hutan sosial kan program lahan gundul bisa hijau kembali dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Saman kepada Murianews.com, Jumat (1/11/2024).
Setelah mendapatkan izin, lanjut dia, pihaknya menanam lahan sekitar 1.300 hektare dengan berbagai jenis tanaman. Mulai dari pohon petai, mangga, alpukat, kedondong, nangka hingga pohon kayu-kayuan seperti sengon sejak akhir tahun 2018.
”Luasan Petai yang sudah berbuah 15 ribu pohon kemungkinan akan tambah lagi. Karena sekitar 50 ribu yang telah kami tanam,” kata Saman.
Pada tahun ini, banyak pohon yang sudah mulai berbuah. Hal ini membuat KTH Sukobubuk Pati memutar otak dengan memasarkan hasil produknya ke berbagai wilayah. Hingga akhirnya, pihaknya mendapatkan pasar hingga Jepang.
”Karena produksi banyak kami mencari terobosan agar bisa menampung dan menjual hasil produk. Setelah itu kami ketemu dengan perusahaan di Jepang. Kita ajukan Petai. Tentunya kami lab hasil Petai dan hasilnya diterima pihak Jepang,” tutur Saman.
Pihaknya pun mendapatkan pesanan dari perusahaan Jepang untuk mengirim petai kupas setiap bulannya. Setiap bulan pihaknya mendapatkan pesanan 5 kwintal.
”Ekspor sudah kedua ini. Pertama awal tahun ini kami kirim baru sedikit, yakni 3 kwintal dan kedua 5 kwintal pada akhir bulan lalu,” ungkap Saman.
Selain petai, mangga dan berbagai pohon lainnya juga sudah siap panen. Pihaknya sudah mulai memasarkan mangga hasil petani hutan Sokobubuk hingga ke Jakarta.
Editor: Cholis Anwar