Usai mengikuti acara pelantikan, Selamet langsung dibawa ke Balai Desa Tawangharjo. Ia pun sudah ditunggu warga lainnya. Melihat antusiasme warga, Selamet Riyadi langsung sujud syukur di Balai Desa Tawangharjo.
Selamet Riyadi mengaku senang usai dilantik menjadi Kadus Tapen, Desa Tawangharjo. Perjuangannya dan warga tak akan ia sia-siakan.
”Rasanya senang sekali. Alhamdulillah hari ini saya dilantik sebagai Kadus, Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa,” kata Selamet.
Selamet juga menaruh harapan kepada masyarakat agar terus mendukung dan membantunya dalam melaksanakan tugas sebagai Kadus Tapen. Menurutnya, tanpa dukungan warga, ia tidak bisa menduduki jabatan tersebut.
”Harapannya masyarakat terus membantu saya dan mendukung saya sehingga saya bisa bekerja sebaik mungkin. Mulai ngantor besok. Saya siap menerima tugas menjadi Kadus,” tandas dia.
Murianews, Pati – Perangkat desa (Perades) terpilih, Selamet Riyadi tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya usai dilantik menjadi Kepala Dusun (Kadus) Tapen. Ia pun sujud syukur usai sampai di balai Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati.
Selamet Riyadi dilantik menjadi perades terpilih bersama puluhan perades terpilih lainnya di Gedung PGRI Kecamatan Wedarijaksa, Senin (18/11/2024). Berbeda dengan perangkat desa lainnya, Selamet Riyadi langsung dijemput sudah ditunggu sejumlah warga di halaman gedung.
Usai mengikuti acara pelantikan, Selamet langsung dibawa ke Balai Desa Tawangharjo. Ia pun sudah ditunggu warga lainnya. Melihat antusiasme warga, Selamet Riyadi langsung sujud syukur di Balai Desa Tawangharjo.
Selamet Riyadi mengaku senang usai dilantik menjadi Kadus Tapen, Desa Tawangharjo. Perjuangannya dan warga tak akan ia sia-siakan.
”Rasanya senang sekali. Alhamdulillah hari ini saya dilantik sebagai Kadus, Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa,” kata Selamet.
Selamet juga menaruh harapan kepada masyarakat agar terus mendukung dan membantunya dalam melaksanakan tugas sebagai Kadus Tapen. Menurutnya, tanpa dukungan warga, ia tidak bisa menduduki jabatan tersebut.
”Harapannya masyarakat terus membantu saya dan mendukung saya sehingga saya bisa bekerja sebaik mungkin. Mulai ngantor besok. Saya siap menerima tugas menjadi Kadus,” tandas dia.
Puluhan warga Desa Tawangharjo kemudian mengarak perades jagoannya, Selamet Riyadi. Mereka bangga lantaran perades jagoannya dilantik sebagai Kadus Tapen. Selamet diarak dengan kendaraan bermotor roda tiga. Selamet Riyadi berdiri di bak belakang bersandingan sound yang telah disiapkan.
Rombongan arak-arakan itu berakhir di kediaman Selamet, Dukuh Tapen. Selamet kemudian kembali sujud syukur sebelum memasuki rumah.
”Alhamdulillah sudah dilantik dengan selamat. Semoga Mas Selamet memimpin Dukuh Tapen adil dan berwibawa. Saya akan tetap mengawal demi keselamatan Mas Selamet, demi Tapen yang baru, adil dan makmur,” ujar salah satu warga, Wakhid.
Sebelumnya, pengisian perangkat desa di Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa Pati sempat berpolemik. Polemik ini bermula saat Selamet Riyadi terpilih menjadi perades dengan jabatan Kepala Dusun Tapen.
Usai terpilih, Selamet mengaku mendapatkan berbagai percobaan penyuapan agar mau mengundurkan diri. Beberapa kali Selamet menolak tawaran Rp 200 juta agar mau mundur dari jabatannya.
Hingga akhirnya, dengan berbagai upaya sejumlah kades berhasil membuat Selamet mundur saat menggelar pertemuan di Punden Singopadu. Selamet pun diberikan uang Rp 200 juta.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri Camat Wedarijaksa. Setelah mendengar kabar kemunduran Selamet lantaran adanya intimidasi, warga pun akhirnya marah.
Mereka kemudian mendatangi kediaman Kepala Desa Sudarmono pada Rabu (6/11/2024) lalu. Namun sayang, kades tak menunjukkan batang hidungnya.
Tak puas, ribuan warga lalu menggeruduk balai Desa Tawangharjo pada Kamis (7/11/2024) pagi. Mereka menuntut agar kades maupun camat membatalkan kemunduran Selamet.
Selamet pun ikut mendatangi Balai Desa. Ia akhirnya mengembalikan Rp 200 juta ke kades dan menyatakan manarik surat kemunduran dirinya. Selamet pun akhirnya dilantik di Gedung PGRI Kecamatan Wedarijaksa.
Editor: Dani Agus