Sejumlah asesoris seperti lampu hias, bintang hingga pita ditata sedemikian rupa di pohon natal tersebut. Pohon Natal itu pun terlihat lebih indah saat lampu hias dinyatakan.
Pohon Natal itu tampak lebih hidup. Cahaya lampu hias yang berkelap-kelip membuat efek bak air yang mengalir dari atas pohon natal ke bawah. Keindahan bak aliran air ini merupakan pancaran cahaya lampu yang dipasang sedemikian rupa di pohon natal tersebut.
Sekretaris Gereja JKI Tabernakel, Hadi Santosa mengatakan bahwa ketinggian pohon natal di gerejanya mencapai 6 meter dengan diameter paling bawah 2,5 meter. Adapun pembuatan pohon natal ini membutuhkan ratusan galon bekas yang didapatkan dari jemaat.
”Kita membutuhkan sekitar 350-an galon yang kita peroleh dari jemaat. Sebagian lagi kita beli dari tempat rongsok,” kata Hadi.
Ia menuturkan, pihaknya memang serius menyusun galon bekas sedemikian rupa sehingga berbentuk pohon cemara. Sehingga bentuknya bisa lancip ke atas.
”Kemudian kita berikan hiasan. Termasuk lampu hias yang kalau dihidupkan seolah-olah ada efek air terjun dari atas ke bawah,” tuturnya.
Murianews, Pati – Menjelang Natal, umat Nasrani berlomba-lomba mempercantik pohon natal. Tak terkecuali Gereja JKI Tabernakel Kabupaten Pati. Gereja yang terletak di Jalan Kartini Pati ini membuat pohon natal dari ratusan galon bekas.
Sejumlah asesoris seperti lampu hias, bintang hingga pita ditata sedemikian rupa di pohon natal tersebut. Pohon Natal itu pun terlihat lebih indah saat lampu hias dinyatakan.
Pohon Natal itu tampak lebih hidup. Cahaya lampu hias yang berkelap-kelip membuat efek bak air yang mengalir dari atas pohon natal ke bawah. Keindahan bak aliran air ini merupakan pancaran cahaya lampu yang dipasang sedemikian rupa di pohon natal tersebut.
Sekretaris Gereja JKI Tabernakel, Hadi Santosa mengatakan bahwa ketinggian pohon natal di gerejanya mencapai 6 meter dengan diameter paling bawah 2,5 meter. Adapun pembuatan pohon natal ini membutuhkan ratusan galon bekas yang didapatkan dari jemaat.
”Kita membutuhkan sekitar 350-an galon yang kita peroleh dari jemaat. Sebagian lagi kita beli dari tempat rongsok,” kata Hadi.
Ia menuturkan, pihaknya memang serius menyusun galon bekas sedemikian rupa sehingga berbentuk pohon cemara. Sehingga bentuknya bisa lancip ke atas.
”Kemudian kita berikan hiasan. Termasuk lampu hias yang kalau dihidupkan seolah-olah ada efek air terjun dari atas ke bawah,” tuturnya.
Untuk Proses...
Untuk proses pembuatan pohon natal dari galon bekas ini, kata Hadi, membutuhkan waktu beberapa minggu. Karena pengerjaannya tidak dilakukan setiap hari.
”Proses pembuatan sekitar 3 minggu. Karena kita hanya bisa fokus membuat saat hari Rabu dan Sabtu saja. Jadi agak lama. Perkiraan sebenarnya satu Minggu sudah jadi tapi karena tenaganya kita bisa hari Rabu dan Sabtu,” ungkapnya.
Hadi menambahkan, tidak ada makna atau arti khusus dalam pembuatan pohon Natal dari galon bekas, yang terinspirasi dari daerah lain itu. Namun pihaknya ingin para jemaah bisa ikut berkontribusi dalam mengolah barang yang sudah tak berguna.
”Pohon natal galon mineral ini juga kita ingin menggugah jemaat untuk memanfaatkan sisa-sisa dari barang yang ada di rumah kita. Kali ini galon air mineral,” pungkasnya.
Editor: Budi Santoso