Status siaga bencana ini melihat tingginya resiko bencana banjir hingga angin kencang semakin tinggi saat hujan datang.
”Pak Pj Bupati Pati menetapkan Siaga Bencana Hidro metrologi itu sampai akhir Maret 2025. Siaga bencana sajak Desember 2024,” ujar Martinus kepada Murianews.com.
Status itu bakal berlaku hingga akhir Maret 2025. Status siaga bencana bisa meningkat bila bencana banjir, tanah longsor hingga angin kencang atau puting beliung semakin parah.
Martinus menyebutkan status siaga bencana ini ditetapkan lantaran 21 kecamatan di Kabupaten Pati rawan bencana. Di kawasan gunung, seperti Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong hingga Cluwak rawan terjadi longsor.
Kemudian di kawasan pesisir dan dataran rendah rawan terjadi bencana angin kencang hingga banjir. Apalagi di kecamatan yang di lalui Sungai Silugonggo, seperti Kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati, Jakenan hingga Juwana.
”Maka masyarakat harus hati-hati saat ada itu. Yang diwaspadai Januari dan Februari. Karena musim hujan puncaknya di dua bulan itu,” kata Martinus.
Murianews, Pati – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menetapkan status siaga bencana selama musim hujan tiga bulan ke depan, hingga Maret 2025.
Status siaga bencana ini melihat tingginya resiko bencana banjir hingga angin kencang semakin tinggi saat hujan datang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya memaparkan, status ini telah ditetapkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati pada Desember 2024.
”Pak Pj Bupati Pati menetapkan Siaga Bencana Hidro metrologi itu sampai akhir Maret 2025. Siaga bencana sajak Desember 2024,” ujar Martinus kepada Murianews.com.
Status itu bakal berlaku hingga akhir Maret 2025. Status siaga bencana bisa meningkat bila bencana banjir, tanah longsor hingga angin kencang atau puting beliung semakin parah.
Martinus menyebutkan status siaga bencana ini ditetapkan lantaran 21 kecamatan di Kabupaten Pati rawan bencana. Di kawasan gunung, seperti Kecamatan Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong hingga Cluwak rawan terjadi longsor.
Kemudian di kawasan pesisir dan dataran rendah rawan terjadi bencana angin kencang hingga banjir. Apalagi di kecamatan yang di lalui Sungai Silugonggo, seperti Kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati, Jakenan hingga Juwana.
”Maka masyarakat harus hati-hati saat ada itu. Yang diwaspadai Januari dan Februari. Karena musim hujan puncaknya di dua bulan itu,” kata Martinus.
Waspada Angin Kencang...
Angin kencang pun perlu diwaspadai. Pihaknya tidak mau warga menjadi korban bencana hidrometrologi ini. Apalagi sebelumnya sejumlah desa di Kecamatan Winong disapu angin puting beliung.
”Bahaya hidro metrologi itu perlu diwaspadai. Apalagi angin kencang. Di Desa Kropak puluhan rumah rusak. Begitu juga di Kecamatan Winong,” kata dia.
Martinus pun menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati. Ketika ada cuaca buruk, ia meminta masyarakat untuk tidak beraktifitas di luar rumah.
”Kemudian kalau perpaksa melakukan berteduh, berteduhlah di tempat yang aman. Jangan berteduh di bawah pohon atau tempat sekitar baliho. Itu bahaya. Resiko pohon tumbang, baliho roboh sangat besar terjadi saat cuaca ekstrem seperti saat ini,” tutur dia.
Menurutnya, angin kencang sulit diprediksi. Maka dari itu, masyarakat perlu waspada dan mengetahui tanda-tandanya.
”Yang susah diprediksi itu angin. Kalau tanda umum itu saat terjadi awan hitam ketika angin bisa mendorong keluar maka tidak akan terjadi (puting beliung). Ketika angin tak bisa mendorong maka dia akan turun ke bawah maka akan terjadi angin kencang,” pungkas dia.
Editor: Supriyadi