Pimpinan Bulog Pati Nur Hardiansyah menjelaskan regulasi hingga juru teknis penyerapan gabah Rp 6.500 ini sudah siap. Pihaknya siap menggandeng sejumlah pihak untuk menyerap beras Rp 6.500 ini.
Mulai dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), mitra, kelompok tani (Poktan) hingga gabungan kelompok tani (Gapoktan) di sejumlah wilayahnya.
”Program serapan GKP itu terkait regulasi atau juknis sudah siap, untuk atasi keterbatasan fasilitas dryer dari Bulog kami akan menggandeng kemitraan makloon dengan pengusaha yang memiliki fasilitas pengeringan, terkait gabah kering panen, itu Rp 6.500 per kilogram,” tutur Nur Hardiansyah.
Untuk mendukung kesuksesan program tersebut, saat ini pihaknya sudah bersiap. Bulog Pati juga mulai memperluas kerjasama yang dijalin dengan sejumlah mitra Bulog seperti penggilingan padi yang tergabung dalam Perpadi maupun yang belum tergabung Gapoktan dan Poktan.
Namun, dirinya mengaku pelaksanaan program penyerapan gabah Rp 6.500 per kg dari petani masih terkendala dengan terbatasnya dryer atau pengering gabah yang dimiliki.
”Kami juga keterbatasan untuk dryer atau pengering gabah, sekarang kita sudah mulai menjalin kerjasama dengan pengusaha perberasan yang memiliki fasilitas dryer di Kabupaten Pati maupun kabupaten lain untuk mendukung program ini,” ujar dia.
Murianews, Pati – Perum Badan Urusan Logistik atau Bulog Pati mengaku sudah siap menyerap Gabah Kering Panen (GKP) dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Pihaknya sudah mendapatkan perintah dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Pimpinan Bulog Pati Nur Hardiansyah menjelaskan regulasi hingga juru teknis penyerapan gabah Rp 6.500 ini sudah siap. Pihaknya siap menggandeng sejumlah pihak untuk menyerap beras Rp 6.500 ini.
Mulai dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), mitra, kelompok tani (Poktan) hingga gabungan kelompok tani (Gapoktan) di sejumlah wilayahnya.
”Program serapan GKP itu terkait regulasi atau juknis sudah siap, untuk atasi keterbatasan fasilitas dryer dari Bulog kami akan menggandeng kemitraan makloon dengan pengusaha yang memiliki fasilitas pengeringan, terkait gabah kering panen, itu Rp 6.500 per kilogram,” tutur Nur Hardiansyah.
Untuk mendukung kesuksesan program tersebut, saat ini pihaknya sudah bersiap. Bulog Pati juga mulai memperluas kerjasama yang dijalin dengan sejumlah mitra Bulog seperti penggilingan padi yang tergabung dalam Perpadi maupun yang belum tergabung Gapoktan dan Poktan.
Nur Hardiansyah mengaku Bulog Pati yang sudah menggandeng sebanyak 59 mitra hingga saat ini. Mereka tersebar di Karisidenan Pati yang meliputi Blora, Rembang, Pati, Kudus dan Jepara.
Namun, dirinya mengaku pelaksanaan program penyerapan gabah Rp 6.500 per kg dari petani masih terkendala dengan terbatasnya dryer atau pengering gabah yang dimiliki.
”Kami juga keterbatasan untuk dryer atau pengering gabah, sekarang kita sudah mulai menjalin kerjasama dengan pengusaha perberasan yang memiliki fasilitas dryer di Kabupaten Pati maupun kabupaten lain untuk mendukung program ini,” ujar dia.
Penyerapan Beras…
Hingga kini, lanjut dia, pihaknya masih memaksimalkan program penyerapan beras dari petani dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Tercatat, per 31 Januari 2024, Bulog Kantor Cabang Pati sudah menyerap beras dari petani lokal sebanyak 322 ton.
”Sampai saat ini sesuai ketentuan itu kita terimanya Rp 12 ribu per kilo di gudang kami. Dari petani, Gapoktan,” pungkas dia.
Diketahui, program penyerapan gabah kering panen (GKP) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mensejahterakan petani yang diatur dalam Keputusan Bapanas Nomor 14 Tahun 2025 yang mengubah Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025. Keputusan ini sudah dikeluarkan sejak akhir Januari 2025 lalu.
Editor: Supriyadi