Kerusakan parah tampak di ruas jalan mulai dari depan SMP Winong hingga wilayah Gabus. Sejumlah titik di jalan tersebut dipenuhi kubangan air, terutama di Desa Kebowan, Kecamatan Winong.
Kondisi ini menyulitkan pengendara yang harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok atau mengalami kecelakaan.
Nur Kholik, warga Winong mengungkapkan, jalan tersebut sudah lama mengalami kerusakan tanpa adanya perbaikan yang signifikan. Ia bahkan menyebut kondisi jalan seperti ”wisata jeglongan sewu” karena banyaknya lubang yang menghiasi jalur tersebut.
Ia mengeluhkan kondisi ini, mengingat jalan tersebut sering digunakan sebagai jalur alternatif saat Jalur Pantura Pati-Rembang mengalami kemacetan.
”Kalau jalan Pantura macet, biasanya jalan ini jadi alternatif. Tapi kalau keadaannya begini, malah berbahaya bagi pengendara,” tambahnya.
Murianews, Pati – Jalan alternatif Pati-Rembang mengalami kerusakan parah. Kondisi ini pun belum memungkinkan apabila dilewati untuk mudik lebaran 2025.
Kerusakan parah tampak di ruas jalan mulai dari depan SMP Winong hingga wilayah Gabus. Sejumlah titik di jalan tersebut dipenuhi kubangan air, terutama di Desa Kebowan, Kecamatan Winong.
Kondisi ini menyulitkan pengendara yang harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok atau mengalami kecelakaan.
Nur Kholik, warga Winong mengungkapkan, jalan tersebut sudah lama mengalami kerusakan tanpa adanya perbaikan yang signifikan. Ia bahkan menyebut kondisi jalan seperti ”wisata jeglongan sewu” karena banyaknya lubang yang menghiasi jalur tersebut.
”Parah ini kerusakan jalan penghubung antara Kecamatan Gabus dan Winong. Ibarat wisata jeglongan sewu. Ini jalan kabupaten yang menjadi penghubung dua kecamatan,” kata Nur Kholik, Senin (17/3/2025).
Ia mengeluhkan kondisi ini, mengingat jalan tersebut sering digunakan sebagai jalur alternatif saat Jalur Pantura Pati-Rembang mengalami kemacetan.
”Kalau jalan Pantura macet, biasanya jalan ini jadi alternatif. Tapi kalau keadaannya begini, malah berbahaya bagi pengendara,” tambahnya.
Makin parah saat hujan...
Menurutnya, kerusakan jalan semakin parah saat musim hujan. Lapisan aspal yang sudah rapuh membuat permukaan jalan berlubang, sehingga air dan lumpur menggenangi jalan dan semakin memperburuk kondisinya.
”Kalau musim hujan, jalan ini sangat mengganggu perjalanan. Lubang-lubang di jalan tertutup air, sehingga pengendara bisa terjebak dan mengalami kecelakaan. Apalagi saat malam hari, minim penerangan,” tutur Nur Kholik.
Keluhan serupa disampaikan oleh Yayang Angraini, salah satu pengguna jalan. Menurutnya, jalan alternatif Pati-Rembang ini semakin rusak akibat curah hujan yang tinggi.
”Lebarnya lubang di jalan bisa mencapai setengah meter atau lebih. Mengenaskan sekali. Mulai dari SMP Winong sampai Gabus, semua sudah rusak parah. Tahun 2024 pernah diperbaiki dengan tambal sulam, tapi sekarang rusak lagi,” ujarnya.
Ia bersama warga lainnya berharap agar pemerintah segera menangani kerusakan jalan tersebut. Mereka juga meminta agar jalan ini tidak sekadar ditambal, tetapi dicor agar lebih awet dan tahan lama.
”Kami berharap Bupati atau pihak berwenang segera memperbaiki jalan ini. Apalagi menjelang Lebaran, pasti banyak kendaraan yang melintas,” tandasnya.
Editor: Cholis Anwar