Kegiatan ini bertemakan ”Reka Malih: Restorasi Sungai, Merawat Peradaban” sebagai ajakan untuk merekayasa ulang tata sungai dan peradaban yang lebih berkelanjutan.
Pembukaan Festival Kali Juwana ke-6 berlangsung di Wisata Susur Sungai Silugonggo Bestari Desa Sugiharjo Pati, tepat pada Peringatan Hari Sungai Nasional, Minggu (27/7/2025). Sarasehan dan dialog singkat dari multipihak menjadi penanda dimulainya Festival Kali Juwana.
Dalam kegiatan itu dihadiri sejumlah pihak. Mulai dari aktivis lingkungan, akademisi, kepala desa di sepanjang Sungai Silugonggo, perwakilan Dinas Pusdataru Propinsi Jawa Tengah hingga Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah M Ali Wafa.
”Karnaval perahu ngajak orang-orang pemerintah menuju bendung karet, terus di sekretariat Jampisawan. Agar mereka tahu kondisi kali seperti apa. Jadi tidak hanya mendengar saja,” terangnya.
Sementara kegiatan lainnya nanti akan digelar di Desa Kedungpancing, Kecamatan Juwana pada Agustus mendatang. Dari mulai diskusi hingga kegiatan sosial lainnya.
Murianews, Pati – Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) menggelar Festival Kali Juwana ke-6. Mereka pun mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap sungai.
Kegiatan ini bertemakan ”Reka Malih: Restorasi Sungai, Merawat Peradaban” sebagai ajakan untuk merekayasa ulang tata sungai dan peradaban yang lebih berkelanjutan.
Pembukaan Festival Kali Juwana ke-6 berlangsung di Wisata Susur Sungai Silugonggo Bestari Desa Sugiharjo Pati, tepat pada Peringatan Hari Sungai Nasional, Minggu (27/7/2025). Sarasehan dan dialog singkat dari multipihak menjadi penanda dimulainya Festival Kali Juwana.
Dalam kegiatan itu dihadiri sejumlah pihak. Mulai dari aktivis lingkungan, akademisi, kepala desa di sepanjang Sungai Silugonggo, perwakilan Dinas Pusdataru Propinsi Jawa Tengah hingga Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah M Ali Wafa.
Ketua Jampisawan Sunhadi mengungkapkan, ada sejumlah kegiatan dalam rangkaian Festival Kali Juwana ini. Salah satunya karnaval perahu setelah pembukaan acara tersebut.
”Karnaval perahu ngajak orang-orang pemerintah menuju bendung karet, terus di sekretariat Jampisawan. Agar mereka tahu kondisi kali seperti apa. Jadi tidak hanya mendengar saja,” terangnya.
Sementara kegiatan lainnya nanti akan digelar di Desa Kedungpancing, Kecamatan Juwana pada Agustus mendatang. Dari mulai diskusi hingga kegiatan sosial lainnya.
”Rangkaiannya adalah setelah pembukaan festival ini dibuat sederhana nanti ditindaklanjuti bulan Agustus pada tanggal 7 sampai 9 yang ada di Kedungpancing. Acaranya banyak sekali. Antara lain ada UMKM, kegiatan anak-anak, seni dan budaya,” sebutnya.
Wisata Susur Sungai Silugonggo Bestari...
Sunhadi menuturkan, festival ini menjadi momentum untuk mengajak masyarakat untuk merawat ekosistem lingkungan khususnya sungai. Khususnya masyarakat yang berada di bantaran sungai.
”Festival Kali Juwana yang ke-6 ini adalah kita bersama masyarakat untuk peduli sungai di sekitar mereka. Otomatis pengelolaan sampah dan pemeliharaan tanggul yang sudah ada,” katanya.
Selain masyarakat, menjaga kelestarian Sungai Silungongo ini juga membutuhkan peran dari pihak pemerintah. Sehingga sungai dapat dimanfaatkan supaya bisa menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar.
Seperti halnya dijadikan Wisata Susur Sungai Silugonggo Bestari seperti di Desa Sugiharjo Pati.
”Di samping itu kita mengajak desa-desa yang lain bisa meniru Desa Sugiharjo ini. Karena mereka sudah membuat wisata sungai. Oleh karena itu harapan kami seperti Tondomulyo, Bungasrejo, dan Gadingrejo bagaimana mereka juga bersama-sama melestarikan sungai yang ada di sekitar mereka,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah M Ali Wafa memberikan apresiasi terhadap kegiatan Festival Kali Juwana ini. Menurutnya, kegiatan ini penting untuk merawat kelestarian lingkungan.
”Komunitas motor penggerak ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. Karena kita tahu, karena sedimen gunungnya gundul, turun ke sungai, akhirnya terjadi pendangkalan,” tuturnya.
Editor: Dani Agus