Mereka pun menggelar inspeksi mendadak di sejumlah pasar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sidak ini dipimpin oleh Analis Standardisasi BRMP Lingtan Afrida.
Ia meninjau berbagai toko dan pedagang beras di Pasar Puri hingga Pasar Juwana, Rabu (6/8/2025). Hasilnya, pihaknya tidak menemukan beras oplosan di Kabupaten Pati.
Meskipun demikian, dirinya pun siap selalu memantau perkembangan beras di wilayahnya.
”Kami melakukan survei di beberapa pasar di Kabupaten Pati soal beras setelah adanya berita beras oplosan ditemukan di beberapa daerah. Ternyata di sini tidak ditemukan beras oplosan,” ungkap dia kepada Murianews.com.
Afrida juga mengungkapkan isu beras oplosan tak berpengaruh dengan penjualan beras bagi pedagang. Pembelian beras di sejumlah pasar di Kabupaten Pati tetap stabil.
”Tidak berpengaruh dengan kabar beras oplosan. Karena penyuplainya itu dari selepan (penggilingan padi) dan petani setempat. Stok beras aman,” kata Afrida.
Sementara itu, salah satu pedagang Fitri mengaku beras di tokonya terjamin. Pasalnya, pihaknya mengambil beras dari petaninya langsung di wilayah Pati yang merupakan sentra produksi padi. Hal ini membuat pembelinya tetap percaya dengen beras dari tokonya.
Murianews, Pati – Maraknya isu beras oplosan di sejumlah daerah membuat Balai Perakitan Modernisasi Lingkungan Pertanian (BRMP Lingtan) Jakenan bergerak.
Mereka pun menggelar inspeksi mendadak di sejumlah pasar di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sidak ini dipimpin oleh Analis Standardisasi BRMP Lingtan Afrida.
Ia meninjau berbagai toko dan pedagang beras di Pasar Puri hingga Pasar Juwana, Rabu (6/8/2025). Hasilnya, pihaknya tidak menemukan beras oplosan di Kabupaten Pati.
Meskipun demikian, dirinya pun siap selalu memantau perkembangan beras di wilayahnya.
”Kami melakukan survei di beberapa pasar di Kabupaten Pati soal beras setelah adanya berita beras oplosan ditemukan di beberapa daerah. Ternyata di sini tidak ditemukan beras oplosan,” ungkap dia kepada Murianews.com.
Afrida juga mengungkapkan isu beras oplosan tak berpengaruh dengan penjualan beras bagi pedagang. Pembelian beras di sejumlah pasar di Kabupaten Pati tetap stabil.
”Tidak berpengaruh dengan kabar beras oplosan. Karena penyuplainya itu dari selepan (penggilingan padi) dan petani setempat. Stok beras aman,” kata Afrida.
Sementara itu, salah satu pedagang Fitri mengaku beras di tokonya terjamin. Pasalnya, pihaknya mengambil beras dari petaninya langsung di wilayah Pati yang merupakan sentra produksi padi. Hal ini membuat pembelinya tetap percaya dengen beras dari tokonya.
Harga Beras Naik...
”Tidak ada beras oplosan. Penyuplainya dari petani langsung. Tidak ada keluhan dari pembeli,” beber Fitri.
Meskipun demikian, harga beras saat ini tergolong tinggi dari pada sebelumnya. Sebelumnya harga beras sekitar Rp 13 ribu per kg dengan kualitas baik. Saat ini, tembus Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per kg.
”Paling keluhannya kok harganya mahal. harganya 14 ribu, Rp 16 ribu yang bagus, Rp 18 ribu yang paling mahal wangi. Sebelumnya beras kualitas baik Rp 13 ribu per kg. Semoga dalam waktu dekat harga akan lebih baik dan stabil sehingga pemenuhan kebutuhan beras semakin baik dan lancar,” tandas dia.
Editor: Dani Agus