Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Penjurian Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SD Kudus masih menjadi pembicaraan. Kepala SD 1 Barongan Rizky Otavian pun angkat bicara terkait dugaan kecurangan yang terjadi.

Rizky mengatakan, pihaknya tak ada niatan untuk memprotes hasil yang dikeluarkan oleh juri agar diberikan gelar juara. Namun, ia meminta agar kedepannya penilaian yang diberikan merupakan hasil yang sebenar-benarnya tanpa pengaruh apapun.

”Orang-orang yang ada di situ juga merasa agak gimana. Tetapi ya kembali lagi ini menjadi pembelajaran jangan sampai kreativitas anak-anak dimatikan,” ujarnya.

Rizky pun berharap kejadian yang tak mengenakkan itu dapat menjadi pembelajaran untuk kemudian hari. Dalam lomba itu, ia mengaku dikabari yang ikut lomba kalau ada dugaan kecurangan.

”Kami mengirimkan peserta untuk ikut lomba. Saya dikabari teman-teman dan siswa saya yang ikut lomba kalau ada informasi terkait dugaan kecurangan itu,” katanya, Senin (13/5/2024).

Pihaknya mengaku mempercayai Disdikpora Kudus. Hanya dirinya berharap kejadian semacam ini tidak terjadi lagi.

”Saya juga sudah menyampaikan ke anak-anak sejak awal yang penting berusaha maksimal apapun hasilnya biar juri yang menilai,” imbuhnya.

Diketahui, pihak wali murid keberatan dengan hasil FLS2N tingkat SD di Kudus untuk cabang tari kreasi yang berlangsung pada Selasa (7/5/2024).

Dalam lomba FLS2N tingkat SD, SD 1 Barongan meraih posisi ketiga. Sementara, pemenang lomba tersebut diraih SD 2 Wergu Wetan, dan posisi kedua diraih SD Muhammadiyah 1 Kudus.

Peringkat pertama dan kedua nantinya akan mewakili Kabupaten Kudus untuk mengikuti lomba serupa di tingkat Provinsi, Jawa Tengah.

Ketua Panitia FLS2N sekaligus Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait perlombaan itu. Salah satunya dengan memberikan lembar kuisioner di penyelenggaraan FLS2N tahun depan.

”Lembar kuisioner berisi tanggapan kepuasan pelaksanaan FLS2N. Kuisioner itu nantinya agar diisi guru, orang tua siswa dan siswa,” jelasnya beberapa hari lalu.

Anggun menambahkan, tujuan adanya kuisioner itu untuk mengetahui kekurangan acara FLS2N. Sehingga dapat dievaluasi di tahun berikutnya.

”Tujuannya agar kami mengetahui apa kekurangan penyelenggaraan FLS2N. Supaya kami juga mendapatkan masukan dari mereka,” imbuhnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler