Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusSD 2 Bulungcangkring, Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah hanya memiliki satu siswa baru. Pihak Disdikpora Kudus menjelaskan penyebabnya.

Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan, ada banyak faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Salah satunya radius jarak antar sekolah di Desa Bulungcangkring yang jaraknya berdekatan.

”Akhirnya siswa kan memilih mau sekolah dimana. Sekolah yang tidak diminati akhirnya siswanya sedikit,” katanya, Rabu (24/7/2024).

Ia menyampaikan, sekolah yang jumlah siswanya kurang dari 60 akan menjadi pertimbangan terkait regrouping. Namun, keputusan regrouping itu mempertimbangkan berbagai hal.

”Untuk persoalan regrouping kami menunggu dulu. Persoalan regrouping harus dibahas bersama Korwil, tokoh masyarakat, pengawas sekolah, dan Pemdes terkait memungkinkan dilakukan regrouping atau tidak,” sambungnya.

Menurut Anggun, jumlah murid di suatu sekolah bisa berubah di tahun berikutnya. Dalam hal semacam ini menurutnya bisa saja di tahun ajaran berikutnya jumlah siswa mengalami penambahan.

”Terkadang saat ini jumlah muridnya sedikit. Tetapi di tahun ajaran berikutnya jumlahnya terkadang bertambah jadi lebih banyak,” terangnya.

Pihaknya menilai ada berbagai pertimbangan untuk melakukan regrouping. Yakni jumlah siswa, jarak antar sekolah, keputusan Pemdes dan pihak terkait lainnya.

Plt Kepala SD 2 Bulungcangkring, Sutipah menjelaskan, penyebab sekolahnya sering kurang murid lantaran kondisi bangunan gedung kelas 1,2,5, dan 6 letaknya terpisah dengan gedung di kelas 3 dan kelas 4.

Letak bangunan sekolahnya terpisah. Untuk kelas 3 dan kelas 4 letaknya 400 meter dari gedung sekolah yang ditempati siswa kelas 1, kelas 2, kelas 5, dan kelas 6. Sehingga wali murid merasa keberatan.

Ia menambahkan, kondisi kekurangan murid seperti ini juga terjadi di tahun lalu. Pada tahun ajaran 2023/2024 lalu pihaknya hanya mendapatkan dua siswa baru di kelas I.

”Setiap tahunnya memang seperti ini. Gedung yang terpisah dan isu regrouping menjadi penyebab di sini kekurangan murid,” ujarnya.

Selain itu ia tak menampik kalau sarpras sekolahnya kurang memadai. Ia menilai bangunan sekolah masih kurang luas. Termasuk halaman sekolah yang tergolong sempit.

”Sarprasnya memang kurang maksimal. Gedung sekolahnya kecil dan halamannya sempit. Untuk jumlah toiletnya juga hanya ada satu,” imbuhnya.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler