Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Program uji coba makan bergizi gratis (MBG) atau makan siang gratis yang dilaksanakan di Kudus memunculkan masalah baru.

Menurut Natalia Kristiani, pemilik Katering Eco Roso, menu sayuran yang disajikan kepada siswa sering kali tidak habis. Padahal, pihaknya sudah berusaha menyesuaikan rasa sayuran agar bisa diterima oleh lidah anak-anak.

”Dua hari berturut-turut saat uji coba MBG, banyak sayuran dalam lunch box siswa yang tidak habis,” ungkap Natalia, Kamis (3/10/2024).

Ia mengetahui hal tersebut ketika kotak makan siswa dikembalikan untuk diisi ulang keesokan harinya.

Natalia menjelaskan, ia hanya menyajikan sedikit sayuran hijau dan menambahkan lebih banyak wortel, yang dinilai lebih disukai oleh siswa.

”Pada hari pertama, saya menyajikan wortel dan labu, dan di hari berikutnya, ada wortel, kubis, dan sawi hijau,” terangnya.

Namun, meski menyesuaikan menu, sayuran tetap sering tersisa.

”Sayurannya tidak banyak yang habis, sedangkan nasi, lauk, dan buah hampir selalu habis,” tambahnya.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Anggun Nugroho, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi atas hasil uji coba makan siang gratis tersebut. Disdikpora telah meminta guru dan staf untuk memantau agar siswa menghabiskan makanannya, tetapi diakui sulit memaksa siswa untuk memakan seluruh menu.

”Kami akan menyusun laporan hasil uji coba ini sebagai bahan evaluasi untuk program selanjutnya,” kata Anggun.

Uji coba program makan siang gratis dilaksanakan dari 30 September hingga 3 Oktober 2024, di empat sekolah di Kudus: SMP 1 Gebog, MTS Negeri 1 Kudus, SD 2 Wergu Wetan, dan SD IT Umar Bin Khathab. Program ini melibatkan 2.599 siswa, dengan tujuan meningkatkan gizi siswa melalui penyediaan makanan gratis.

Disdikpora Kudus berharap evaluasi yang dilakukan dapat meningkatkan penerimaan program MBG di kalangan siswa, khususnya dalam mengonsumsi sayuran yang disajikan.

Editor: Cholis Anwar

Komentar