Koordinator Lapangan Kegiatan Ekskavasi Dama Qoriy Arjanto mengungkapkan, seperempat bagian dari fosil Elephas Hysudrindicus sudah terlihat. Berbagai bagian fosil mulai terkuak dari proses ekskavasi yang telah dilakukan sejak 9 Juni 2025 lalu.
”Bagian yang sudah terlihat meliputi sebagian tulang kaki, tulang paha, tulang lengan, tulang belakang, dan tulang rusuk. Kalau bagian lainnya belum terlihat,” katanya, Minggu (15/6/2025).
”Sejak awal memang sudah tampak. Dari permukaan awal penggalian hanya dilakukan sekitar setengah meter saja. Proses penggaliannya tidak membutuhkan waktu yang lama,” sambungnya.
Ia menyampaikan, ekskavasi pada tahun ini merupakan edisi kedua. Kegiatan ekskavasi dilakukan pada tanggal 9-24 Juni 2025.
”Pada proses ekskavasi tahun ini kami fokus menemukan bentuk fisik dari fosil tersebut terlebih dahulu sebagai prioritas. Selain itu kami mencetak replika fosilnya dulu,” terangnya.
Perihal kendala di lapangan, menurutnya ada pada kontur tanah yang beragam. Kondisinya yang berada di lereng Bukit Patiayam juga menyulitkan.
Murianews, Kudus – Proses ekskavasi fosil Elephas Hysudrindicus di kawasan Perbukitan Patiayam, Kudus, Jawa Tengah, masih berlangsung pada Minggu (15/6/2025).
Koordinator Lapangan Kegiatan Ekskavasi Dama Qoriy Arjanto mengungkapkan, seperempat bagian dari fosil Elephas Hysudrindicus sudah terlihat. Berbagai bagian fosil mulai terkuak dari proses ekskavasi yang telah dilakukan sejak 9 Juni 2025 lalu.
”Bagian yang sudah terlihat meliputi sebagian tulang kaki, tulang paha, tulang lengan, tulang belakang, dan tulang rusuk. Kalau bagian lainnya belum terlihat,” katanya, Minggu (15/6/2025).
Ia menambahkan, sebelum melakukan ekskavasi, fosil sudah terlihat dari permukaan. Hal itu membuat kegiatan penggalian yang dilakukan juga tidak memakan banyak waktu.
”Sejak awal memang sudah tampak. Dari permukaan awal penggalian hanya dilakukan sekitar setengah meter saja. Proses penggaliannya tidak membutuhkan waktu yang lama,” sambungnya.
Ia menyampaikan, ekskavasi pada tahun ini merupakan edisi kedua. Kegiatan ekskavasi dilakukan pada tanggal 9-24 Juni 2025.
”Pada proses ekskavasi tahun ini kami fokus menemukan bentuk fisik dari fosil tersebut terlebih dahulu sebagai prioritas. Selain itu kami mencetak replika fosilnya dulu,” terangnya.
Perihal kendala di lapangan, menurutnya ada pada kontur tanah yang beragam. Kondisinya yang berada di lereng Bukit Patiayam juga menyulitkan.
Ada Tujuh Tim Inti...
”Kondisi kontur lahannya beragam. Ada bagian tanah yang harus digali hingga dalam, ada juga yang di titik lain tidak perlu digali begitu dalam. Kendala lainnya kami harus menelusuri fragmen per fragmen,” ujarnya.
Cuaca mendung dan sesekali hujan diiringi angin membuat proses ekskavasi menjadi terhambat. Pihaknya juga harus menjaga titik ekskavasi agar tidak tergenang air hujan.
Dama Qoriy Arjanto menyampaikan, total luasan titik yang dilakukan ekskavasi berukuran 15 meter x 15 meter. Dari luasan ekskavasi tersebut dipetakan menjadi kotak-kotak.
”Tiap-tiap kotak berukuran 2 meter x 2 meter. Total ada 49 kotak di area titik ekskavasi ini,” terangnya.
Kegiatan ekskavasi itu dilakukan oleh tujuh tim inti. Terdiri dari arkeolog, paleontologi, tenaga pemetaan, teknisi pembuat replika fosil dan masyarakat,” imbuhnya.
Editor: Dani Agus