, sejumlah ekor kerbau tampak yang berada di bawah jembatan kencing. Terlihat pula petak-petak kandang dari kayu dan bambu yang tertata di sana. Rumput-rumput kering sisa makanan juga terlihat di bawah jembatan yang tengah diperbaiki itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto mengatakan, kolong jembatan kencing digunakan masyarakat untuk tempat hewan ternak. Ketika malam tiba pun ada perapian atau bediang yang dinyalakan sebagai pengusir serangga.
Hal itu tentu sangat dikhawatirkan akan mengganggu kondisi jembatan. Di mana beberapa komponen jembatan ada yang terbuat dari karet sehingga berpotensi terjadi kebakaran.
”Di sini ada peternak yang memanfaatkan kolong jembatan sebagai rumah hewan, ketika malam ada perapian yang dinyalakan. Ini sangat berisiko, dikhawatirkan jika terjadi kebakaran bisa merusak kondisi jembatan nanti,” katanya, Rabu (21/6/2023).
Ia puun juga sudah berupaya berkoordinasi dan menyurati pihak kecamatan atau desa setempat untuk melarang pemanfaatan kolong jembatan sebagai kandang ternak. Namun, sampai saat ini kolong jembatan kencing masih digunakan sebagai kandang ternak.
Terpisah, Camat Jati Fiza Akbar tak menampik kolong jembatan kencing memang digunakan warga untuk kandang ternak. Pihaknya akan melakukan pendekatan persuasif kepada pemerintah desa dan warga setempat.”Tentu saja memang sangat berisiko jika memang masih dilanjutkan di situ. Tapi perlu pendekatan dan komunikasi yang baik dulu, kami libatkan pemerintah desa. Itu sebelah timur ikut Desa Jati Kulon, dan sebelah barat itu Desa Pasuruan Lor. Dulu sudah pernah dibersihkan, tapi kembali lagi,” jelasnya. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Kudus – Kolong Jembatan Kencing, Lingkar Barat, di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dijadikan kandang ternak. Keberadaan kandang ternak yang tidak pada tempatnya ini dikhawatirkan berdampak buruk pada bangunan jembatan.
Dari pantauan
Murianews.com, sejumlah ekor kerbau tampak yang berada di bawah jembatan kencing. Terlihat pula petak-petak kandang dari kayu dan bambu yang tertata di sana. Rumput-rumput kering sisa makanan juga terlihat di bawah jembatan yang tengah diperbaiki itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kudus Arief Budi Siswanto mengatakan, kolong jembatan kencing digunakan masyarakat untuk tempat hewan ternak. Ketika malam tiba pun ada perapian atau bediang yang dinyalakan sebagai pengusir serangga.
Baca: Jembatan Kencing di Lingkar Barat Kudus Mulai Diperbaiki, Anggarannya Rp 1,4 Miliar
Hal itu tentu sangat dikhawatirkan akan mengganggu kondisi jembatan. Di mana beberapa komponen jembatan ada yang terbuat dari karet sehingga berpotensi terjadi kebakaran.
”Di sini ada peternak yang memanfaatkan kolong jembatan sebagai rumah hewan, ketika malam ada perapian yang dinyalakan. Ini sangat berisiko, dikhawatirkan jika terjadi kebakaran bisa merusak kondisi jembatan nanti,” katanya, Rabu (21/6/2023).
Ia puun juga sudah berupaya berkoordinasi dan menyurati pihak kecamatan atau desa setempat untuk melarang pemanfaatan kolong jembatan sebagai kandang ternak. Namun, sampai saat ini kolong jembatan kencing masih digunakan sebagai kandang ternak.
Baca: Pengalihan Arus Perbaikan Jembatan Kencing
Terpisah, Camat Jati Fiza Akbar tak menampik kolong jembatan kencing memang digunakan warga untuk kandang ternak. Pihaknya akan melakukan pendekatan persuasif kepada pemerintah desa dan warga setempat.
”Tentu saja memang sangat berisiko jika memang masih dilanjutkan di situ. Tapi perlu pendekatan dan komunikasi yang baik dulu, kami libatkan pemerintah desa. Itu sebelah timur ikut Desa Jati Kulon, dan sebelah barat itu Desa Pasuruan Lor. Dulu sudah pernah dibersihkan, tapi kembali lagi,” jelasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi