Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama segera mencetak alquran bahasa isyarat. Pencetakan ini menjadi komitmen pemerintah dalam memperluas akses publik yang ramah disabilitas.

Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penyusunan mushaf Alquran bahasa isyarat 30 juz itu sudah dalam tahap penyelesaian.

Alhamdulillah, proses penyusunan mushaf Al-Qur'an Isyarat sudah selesai dan akan segera kita cetak. Ini akan menjadi mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat pertama di Indonesia, bahkan dunia,” tegas Menag Yaqut Cholil Qoumas dikutip dari laman Kemenag RI, Senin (13/11/2023).

Sebelumnya Kemenag telah memiliki mushaf Alquran 30 juz dengan huruf braille. Alquran yang diperuntukkan bagi masyarakat penyandang tuna netra itu dalam tahap penyempurnaan.

Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) H Abdul Aziz Sidqi mengungkapkan mushaf Alquran bahasa isyarat sebelumnya sudah hadir dalam format digital dan dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps Kementerian Agama. Saat ini, pihaknya sedang melakukan proses cetak mushaf Alquran Isyarat dan rencananya terbit pada akhir 2023.

”Kita siapkan versi cetaknya. Insya Allah akan selesai pada akhir 2023 ini,” kata Aziz.

Senada dengan Menag Yaqut Cholil Qoumas, Aziz mengaku pihaknya telah melakukan kajian. Hasilnya, sekarang belum ada cetakan mushaf Alquran Bahasa Isyarat.

”Setelah kami lakukan semacam kajian, ini adalah mushaf Al-Qur’an Isyarat pertama 30 juz yang ada di dunia,” sambungnya.

Menurut Aziz, mushaf Alquran isyarat diperkirakan memiliki halaman lebih tebal dari mushaf pada umumnya. Ini karena, mushaf Alquran isyarat memuat tidak hanya teks Alquran semata, tetapi juga akan memuat font isyaratnya.

Rencananya, Alquran bahasa isyarat dicetak menjadi dua jilid, yakni dari Juz 1-15 dan Juz 16-30. Rencananya, dalam terbitan pertama akan dicetak kurang lebih 1.000 hingga 2.000 eksemplar.

”Kurang lebih sekitar, 1.000-2.000 eksemplar. Jadi, karena ini tidak sama seperti Al-Qur’an biasa, kita buat 2 jilid karena, kalau (juz 1-30) 1 jilid, ini akan tebal sekali,” katanya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler