Anies Kritik IKN, Jokowi: Kita Ingin Bangun Indonesiasentris
Zulkifli Fahmi
Rabu, 29 November 2023 10:16:00
Murianews, Jakarta – Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menimbulkan ketimpangan baru. Kritik itu diungkapkan dalam dialog terbuka Muhammadiyah di UMS Surakarta, pekan lalu Rabu (22/11/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun merespon pernyataan itu. Jokowi menyebut yang terjadi justru kebalikannya, pembangunan IKN tidak menimbulkan ketimpangan baru.
”Justru kebalikannya, kita itu tidak ingin Jawasentris. Kita ingin Indonesiasentris. karena kita ingat 58% PDB ekonomi ada di Jawa, 58% dari 17 ribu pulau yang kita miliki, 58% itu ada di Pulau Jawa, sehingga kita ingin Indonesiasentris,” ujar Jokowi dikutip dari Detik.com, Rabu (29/11/2023).
Di kesempatan itu, Jokowi menyebut agenda Indonesiasentris ini juga menumbuhkan ekonomi di pulau-pulau lain, selain Jawa.
”Ada di pulau lain juga pertumbuhan ekonomi, di pulau lain selain Jawa juga ada titik titik pertumbuhan ekonomi baru. Yang kita harapkan itu. Jadi juga penduduk. Populasi Indonesia ini 56% ada di Pulau Jawa, yang 17 ribu, yang lainnya mestinya ada pemerataan,” imbuhnya.
Jokowi berkelakar, IKN bakal menimbulkan pemerataan ekonomi dan penduduk. Namun memang, Jokowi melanjutkan, itu memerlukan waktu yang tak singkat.
”Pemerataan ekonomi, pemerataan penduduk, menumbuhkan titik titik pertumbuhan ekonomi baru. Saya kira arahnya ke sana. Tapi ini kan memang tidak sehari dua hari, setahun dua tahun, jangka panjang,” ujarnya.
Sebelumnya, Anies melontarkan kritiknya soal IKN saat menjawab pertanyaan dari para panelis di dialog terbuka Muhammadiyah di UMS Surakarta, Rabu (22/11/2023). Saat itu, panelis menanyakan apakah pembangunan IKN prospektif bagi Indonesia.
Anies lantas menjawab tujuan membangun kota baru tidak akan menghasilkan pemerataan baru. Menurutnya, pembangunan kota baru hanya membuat ketimpangan dengan daerah sekitarnya.
”Yang IKN tadi, saya numpang jawab statement itu. Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan, maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru, mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya,” jawab Anies.
Menurutnya, jika tujuan IKN memeratakan pembangunan Indonesia, yang harus dilakukan ialah membangun kota kecil menjadi menengah dan menengah menjadi besar di Indonesia.
”Jadi antara tujuan mau memeratakan Indonesia, tidak. Kalau mau memeratakan Indonesia, maka bangun kota kecil jadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan,” ucapnya.
Anies pun menilai langkah membangun IKN justru bermasalah. Dia menilai langkah yang dilakukan pemerintah tidak nyambung dengan tujuannya.
”Karena membangun 1 kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Jadi antara tujuan dengan langkah yang dikerjakan itu nggak nyambung. Kami melihat di sini problem, karena itu ini harus dikaji secara serius karena tujuan kita Indonesia yang setara, Indonesia yang merata, argumennya sama, tapi menurut kami langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru dengan membesarkan seluruh kota yang ada di seluruh Indonesia,” tuturnya.



