Gegara Pakai Akronim AMIN, Anies Baswedan Dilaporkan
Zulkifli Fahmi
Sabtu, 23 Desember 2023 17:14:00
Murianews, Jakarta – Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia melaporkan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan ke Bareskrim Polri. Anies dilaporkan atas dugaan penistaan agama lantaran menggunakan akronim AMIN dalam kampanye Pilpres 2024.
Koordinator Forum Aktivis Dakwah Kampus Indonesia Umar Segala menilai penggunakan AMIN sebagai akronim Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar merupakan bentuk penistaan agama.
Umar mengatakan berdasarkan sejumlah hadits yang ada, kata amin merupakan kata suci yang digunakan sebagai pengharapan manusia kepada Allah SWT.
Kata amin juga tak hanya digunakan dalam Islam. Namun, juga memiliki kesamaan makna bagi agama lain di Indonesia.
”Sudah dijelaskan bahwa dalam hadits-hadits penggunaan amin ini kata suci. Penggunaannya sebagai bentuk harapan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya dikutip dari iNews.id, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Umar, dengan menggunakan akronim AMIN, Anies melanggengkan aksi politisasi agama demi kepentingannya sebagai kontestan Pilpres 2024.
Ia pun meminta penggunakan akronim AMIN harus dihentikan, sehingga tak ada lagi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari ajaran agama untuk memenangkan pemilu.
”Ini sebuah politisasi yang sangat tidak berguna. Politisasi rendah, bahwasanya politisasi agama masih dilakukan untuk mendapat suatu kepentingan publik di era demokrasi ini,” ucapnya.
Tak hanya masalah akronim AMIN, Umar juga bakal melaporkan Anies karena mempermainkan gerakan salat dalam Podcast bersama Ustaz Abdul Somad, 13 Desember lalu. Di mana saat itu, Anies menunjukan tasyahud dengan dua jari.
”Bahwasanya Anies Baswedan telah mempermainkan gerakan salat. Beliau menunjukkan nomor 2, tapi dalam artian yang dijelaskan oleh beliau itu gerakan salat,” tuturnya.
Ia juga bakal menyerahkan sejumlah bukti berupa tangkapan layer saat Anies memosekan dua jari saat tasyahud hingga hadits-hadits terkait penggunaan kata Amin.
Menurutnya, apa yang dilakukan Anies dapat memicu konflik horizontal di masyarakat. Ia pun berharap Pemilu dilaksanakan secara luber (langsung, umum, bebas dan rahasia), jurdil (jujur dan adil), teduh, tertib dan bermartabat.
”Tidak boleh ada capres yang menghalalkan cara untuk meraih simpati dan kemenangan,” ucapnya.



