Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membubarkan tujuh BUMN yang sudah lama sakit. Pembubaran itu diungkapkan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Jumat (29/12/2023).

Kartika menjelaskan tujuh BUMN yang dibubarkan yakni, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Kertas Leces (Persero), dan PT Istaka Karya (Persero). Ketiganya dibubarkan dalam proses Pailit.

Selanjutnya, BUMN yang dibubarkan yakni PT Industri Sandang Nusantara (ISN) (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (KKA) (Persero), PT Industri Gelas (IGLAS) (Persero), dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) (Persero).

Kartika menyampaikan, pembubaran itu merupakan salah satu bagian transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN dalam empat tahun terakhir. Pembubaran 7 BUMN itu menjadi langkah tegas lantaran tak mampu melaksanakan perannya dalam berkontribusi pada perekonomian nasional.

”Saat ini, BUMN di bawah kami ada 45 BUMN dan target akhir kami berjumlah di bawah 40 BUMN yang diklusterisasi ke dalam 12 kluster. Jadi, ini merupakan target akhir transformasi bentuk pengelolaan BUMN di mana jumlah BUMN menurun dari yang semula 118 menjadi di bawah 40 BUMN,” kata Kartika dalam siaran persnya, Jumat (29/12/2023).

Kartika mengungkapkan upaya bersih-bersih BUMN merupakan komitmen Kementerian BUMN. Selain membubarkan, Kementerian BUMN sebelumnya juga merestrukturisasi BUMN.

Syakni, merger PTPN yang baru saja dibentuk Subholding yakni Palm Co dan Supporting Co dan kini sudah profitable, serta integrasi dua pengelola bandara BUMN, yakni PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

Transformasi BUMN dilakukan agar dapat menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan, terbukti dengan hasil positif di mana laba bersih BUMN secara konsolidasi meningkat signifikan, dari Rp13,3 Triliun pada 2020 menjadi diperkirakan Rp280 Triliun pada 2023.

”Kami akan melakukan secara bertahap dan harapannya pada 2024 sesuai roadmap BUMN 2024-2034, Insya Allah BUMN bermasalah sangat sedikit kalau bisa tidak ada sama sekali sehingga kita bisa fokus para pertumbuhan bagaimana BUMN fokus untuk membangun kluster-klusternya masing-masing agar dapat berkontribusi pada perekonomian ke depan,” pungkasnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler