Wah! 12 Kades Diajak Kemendes ke China, Ini Tujuannya
Zulkifli Fahmi
Jumat, 20 September 2024 13:19:00
Murianews, Jakarta – Sebanyak 12 kepala desa (Kades) diajak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) ke China.
Mereka yakni, Kades Krasak, Magelang, Jawa Tengah; Kades Kebonagung, Magelang, Jawa Tengah; Kades Bawangan, Jombang, Jawa Timur; Kades Jeruk, Magetan, Jawa Timur; Kades Randupitu, Pasuruan, Jawa Timur.
Kemudian, Kades Palasarigirang, Sukabumi, Jawa Barat; Kades Banjarsari, Lebak, Banten; Kades Dabulon, Nunukan, Kalimantan Utara; Kades Kateng, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Selanjutnya, Kades Kateng, Muna, Sulawesi Tenggara; Kades Kupa-kupa Halmahera Utara, Maluku Utara; dan Kades Soa Sangaji, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Kemendes PDTT Danton Ginting Munthe mengatakan, para Kades tersebut diajak ke China untuk mengikuti Benchmarking Study. Harapannya, mereka dapat menjadi model di Tanah Air.
’’Kami juga memperhatikan percepatan pembangunan di China ini, untuk itu 'output' yang kita harapkan adalah contoh-contoh baik di sini dapat dibawa dan menjadi pemicu yang ditularkan ke teman-teman kepala desa di desa-desa lain," katanya di Beijing, China, Kamis (19/9/2024) seperti dikutip dari Antara.
Mereka nantinya berada di China selama 11 hari, yakni sejak 18 September 2024 hingga 28 September 2024.
Agenda Benchmarking Batch 4 itu sendiri merupakan kerja sama Kemendes PDTT dengan Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan China (Ministry of Agricultre and Rural Affairs atau MARA).
Danton menjelaskan, contoh baik yang bisa diterapkan di antaranya yakni pembangunan desa yang berkelanjutan di China. Meski kepala desanya berganti, namun pembanguunannya tak terputus.
’’Jadi program-program itu tetap berjalan seperti yang telah direncanakan,’’ ungkap Danton.
Selain itu, para Kades juga bisa mencontoh bagaimana China melestarikan nilai-nilai budaya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian desa.
’’Misalnya bisa jadi desa pariwisata, bisa juga menonjolkan kelestarian budaya, bangunan atau dikemas dalam berbagai acara tradisional, hal itu menarik sekali,’’ tambah Danton.
Para kepala desa diharapkan juga belajar bagaimana skema kerja hubungan pemerintah pusat dan desa sehingga dapat diterapkan di Tanah Air.
’’Tentunya berdasarkan keunggulan dan karakteristik desa masing-masing, misalnya bila ada potensi wisata, home industry, atau ada komoditas pertanian, perikanan dan lainnya,’’ ungkap Danton.
Menurut Danton, program batch 4 berbeda dari sebelumnya. Kali ini, program hanya fokus di dua kota yaitu Beijing dan Chengdu khususnya untuk pembangunan pedesaan dan pengembangan teknologi pertanian.
’’Secara program sebagian besar sama tapi sebelumnya kami ke banyak kota sehingga banyak waktu habis di jalan, kali ini hanya ke dua kota jadi bisa lebih fokus apalagi program ini juga menindaklanjuti kesepakatan kerja sama Pak Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping soal pengentasan kemiskinan di Indonesia khususnya di pedesaan,’’ tambah Danton.
Adapuun kegiatannya yakni, audiensi dengan pejabat terkait di MARA, mengunjungi pasar grosir pertanian Xinfadi, Pusat Pengembangan Teknologi Pedesaan China, Bairong World Trade Center.
Lalu, mendatangi Festival Panen Tiongkok, distrik Huairou dan desa-desa di sekitarnya, mendatangi desa di Pujiang dan Pengzhou, provinsi Sichuan, Tianfu Agricultural Expo Park, Universitas Pertanian Sichuan, Tembok China hingga Pusat Penangkaran Panda Raksasa di Chengdu.



