Hukum Siswanya Squat Jump hingga Meninggal, Guru di Sumut Diperiksa
Zulkifli Fahmi
Selasa, 1 Oktober 2024 15:44:00
Murianews, Deli Serdang – Guru honorer agama Kristen SMPN 1 STM Hilir, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) berinisial SW dipanggil kepolisian setempat. Pemanggilan itu buntut meninggalnya siswa di sekolah itu usai dihukum squat jump 100 kali.
Korban diketahui bernama Rindu Syahputra. Meski sempat mendapatkan perawatan medis, namun nyawa korban tetap tak terselamatkan. Korban meninggal, Kamis (26/92/2024).
Kapolres Deli Serdang Kombes Pol Raphael Sandy Cahya Priambodo mengatakan, pemanggilan sudah dilakukan, Senin (30/9/2024). Namun, pemanggilan itu belum dimasukkan dalam pemeriksaan.
Terkait kasus tersebut, pihaknya sudah memanggil sembilan saksi untuk dimintai keterangannya. Mereka di antaranya teman korban dan pihak sekolah.
’’Untuk saksi, kita sudah memeriksa sembilan saksi, baik itu dari rekan ananda kita, terus juga dari pihak sekolah,’’ ujarnya, seperti dikutip dari Suara.com, Selasa (1/10/2024).
Selain memeriksa SW dan sembilan saksi, pihaknya juga melakukan pembongkaran makam korban di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir. Pembongkaran dilakukan guna menyelidiki penyebab kematian korban.
’’Melaksanakan ekshumasi (pembongkaran makam), kegiatan untuk menjawab dari pertanyaan-pertanyaan dan juga hal yang terjadi. Untuk proses ekshumasi nanti dokter forensik yang secara detail akan menyampaikan, bagaimana, seperti apa, sehingga ananda kita bisa meninggal dunia,’’ jelas Raphael.
Diketahui, siswa SMPN 1 STM Hilir Rindu Syahputra meninggal dunia usai mendapatkan hukuman squad jump 100 kali dari gurunya, Kamis (26/9/2024). Hukuman itu diberikan pada (19/9/2024).
Kemudian, sehari setelah mendapatkan hukuman itu, kondisi korban seketika memburuk. Badannya lemas, demam, dan mengeluhkan sakit pada kakinya.
’’Dia mengeluh kakinya sakit, panas tinggi, hari Sabtu (21/9/2024) dia gak sekolah karena kesakitan,’’ kataIbu korban Derma Br Padang.
Korban kemudian dibawa ke klinik, namun kondisinya tetap memburuk. Ibu korban pun mendatangi sekolah untuk memberitahukan kondisi korban, Selasa (24/9/2024).
’’Hari Rabu (25/9/2024) kondisi anak saya drop, saya bawa ke klinik lalu dirujuk ke Rumah Sakit Sembiring Delitua,’’ ucapnya.
Namuun, nyawa korban tak tertolong. Korban dinyatakan meninggal di rumah sakit, Kamis (26/9/2024).



