Dalam kegiatan seminar parenting yang diselenggarakan KB-TK Al Manaar di Aula Gedung PPNI Kabupaten Kudus, Minggu (10/11/2024), Trubus mengatakan kehadiran ayah sangat penting.
Tak hanya pada tumbuh kembang anak, namun juga dalam pembentukan karakter anak. Ia menjelaskan, peran ayah tetap menjadi yang utama.
Trubus mengatakan, keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Terutama membentuk karakter pertama pada anak.
Di sana, ayah dan ibu memiliki sama-sama memiliki peran penting. Meski bergitu, peran keduanya berbeda satu sama lain.
’’Kalau salah satu tidak ada, akan ada ketimpangan,’’ ujarnya.
Fatherless ini, merupakan kondisi adanya ayah yang hanya hadir secara fisik, namun tidak ada secara psikologis dalam jiwa anak. Ini juga terlihat dari hilangnya peran ayah di rumah, baik fisik maupun psikologis.
Dampaknya, anak dapat merasa kesepian, iri, dan sedih.
Murianews, Kudus – Penyimpangan perilaku anak bisa datang dari ketiadaan sosok ayah atau Fatherless. Itu diungkapkan Psikolog UMK, Dr Trubus Raharjo.
Dalam kegiatan seminar parenting yang diselenggarakan KB-TK Al Manaar di Aula Gedung PPNI Kabupaten Kudus, Minggu (10/11/2024), Trubus mengatakan kehadiran ayah sangat penting.
Tak hanya pada tumbuh kembang anak, namun juga dalam pembentukan karakter anak. Ia menjelaskan, peran ayah tetap menjadi yang utama.
Trubus mengatakan, keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Terutama membentuk karakter pertama pada anak.
Di sana, ayah dan ibu memiliki sama-sama memiliki peran penting. Meski bergitu, peran keduanya berbeda satu sama lain.
’’Kalau salah satu tidak ada, akan ada ketimpangan,’’ ujarnya.
Fatherless ini, merupakan kondisi adanya ayah yang hanya hadir secara fisik, namun tidak ada secara psikologis dalam jiwa anak. Ini juga terlihat dari hilangnya peran ayah di rumah, baik fisik maupun psikologis.
Dampaknya, anak dapat merasa kesepian, iri, dan sedih.
Rentan dengan Kenakalan Remaja
Anak juga akan mengalami rendahnya harga diri ketika dewasa, marah, dan malu karena berbeda dengan anak lainnya, serta tak memiliki pengalaman kebersamaan dengan sang ayah.
Trubus mengungkapkan, sebuah penilitian menyatakan anak laki-laki yang mengalami fatherless cenderung tumbuh menjadi anak yang rentan dengan kenakalan remaja.
Selain itu, anak juga tumbuh dengan komitmen dan pengendalian emosi yang rendah dan tingkat agresivitas yang tinggi. Fatherless juga berdampak pada sukses tidaknya dalam pendidikan.
’’Dampak psikologisnya dapat menyebabkan pada penyimpangan prilaku dan perilaku ketidakbermaknaan hidup pada anak,’’ ujarnya.
Ia pun menekankan kembali pentingnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak agar mereka memiliki mental yang sehat.
Trubus menyarankan, agar ayah terlibuat langsung dalam interaksi dengan anak, misalnya bermain bersama maupun melakukan aktivitas lainnya.
Kemudian, memiliki aksesibilitas dalam berinteraksi dengan anak saat dibutuhkan, serta tanggung jawab dalam mengembangkan rencana pengasuhan anak.
Pengaruh ayah bagi perkembangan anak yakni mengajarkan eksploarsi dan pengambilan risiko. Ayah juga menjadi sarana mengenalkan dunia luar melalui pekerjaannya.
Pendisiplin yang Tegas
Tugas lainnya yakni menjadi pendisiplin yang tegas dengan memberikan sedikit permisif dan cenderung menuntut banyak dari anak-anak untuk setiap tahap.
’’Ayah merupakan model perilaku agresif atau asertif. Jadi anak akan meniru apa yang dilakukan ayahnya,’’ ungkapnya.
Dalam pendisiplinan, Trubus menyatakan dalam mengasuh anak, siapapun boleh mengatakan jangan atau tidak boleh, bila itu berkaitan etika atau moral.
’’Namun, kalau berkaitan dengan kreatifitas, itu yang tidak boleh untuk mengatakan jangan, atau tidak boleh,’’ imbuh Dosen Fakultas Psikologi UMK itu.