Erupsi pertama terjadi subuh tadi sekitar pukul 03.59 WIB. Saat itu ketinggian kolom letusan teramati sekitar 800 meter dari atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal. Abu tersebut mengarah ke arah barat daya dan barat.
Dalam rekaman seismograf, erupsi tersebut menyebabkan getaran dengan amlitudo maksimum 22 mm dengan durasi 150 detik.
Abu dari letusan tersebut terpantau dengan intensitas sedang hingga tebal menuju ke arah barat. Erupsi tersebut juga menyebabkan gempa dengan amplitude maksimum 22 mm selama 165 detik.
Kemudian, letusan ketiga terjadi pukul 07.02 WIB. Kolom letusan yang teramati ketinggiannya mencapai sekitar 700 meter di atas puncak.
Murianews, Lumajang – Gunung Semeru erupsi tiga kali, Sabtu (3/5/2025) pagi. Letusan tertinggi mencapai 900 meter dari atas puncak gunung.
Erupsi pertama terjadi subuh tadi sekitar pukul 03.59 WIB. Saat itu ketinggian kolom letusan teramati sekitar 800 meter dari atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal. Abu tersebut mengarah ke arah barat daya dan barat.
Dalam rekaman seismograf, erupsi tersebut menyebabkan getaran dengan amlitudo maksimum 22 mm dengan durasi 150 detik.
Letusan kedua terjadi pukul 05.27 WIB. Tinggi letusan gunung di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu mencapai sekitar 900 meter dari atas puncak.
Abu dari letusan tersebut terpantau dengan intensitas sedang hingga tebal menuju ke arah barat. Erupsi tersebut juga menyebabkan gempa dengan amplitude maksimum 22 mm selama 165 detik.
Kemudian, letusan ketiga terjadi pukul 07.02 WIB. Kolom letusan yang teramati ketinggiannya mencapai sekitar 700 meter di atas puncak.
Pada letusan terakhir, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan menuju ke arah tenggara dan Selatan. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik.
Status Gunung Semeru...
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian menjelaskan, terjadinya erupsi tersebut membuat gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus Waspada atau Level II.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang masyarakat melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sepadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
”Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (3/5/2025).
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Terutama, di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.