Penetapan percontohan itu disampaikan Menteri PPPA RI Arifatul Choiri Fauzi saat berkunjung di UPTD PPA di Gedung PKK Kota Semarang, Senin (4/8/2025).
Arifatul menjelaskan, RBI merupakan kelanjutan dari program Desa/Kelurahan Ramah Anak, yang kini dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif.
Dalam mewujudkan ruang aman dan pemberdayaan keluarga, pihaknya akan mengedepankan sinergi antarlembaga serta partisipasi masyarakat.
Ia menyebut, program ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sebagai penguatan dari inisiatif yang sudah ada.
”Tambahan dari RBI, yaitu adanya kolaborasi, sinergi, dan kerja sama dari berbagai pihak. Karena tidak mungkin persoalan perempuan dan anak bisa diselesaikan satu kementerian saja,” tambahnya.
Ia pun mengapresiasi semangat para pegiat dan aktivis perlindungan perempuan dan anak di Kota Semarang.
Murianews, Semarang – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI menetapkan Kota Semarang sebagai salah satu pilot project nasional Program Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Penetapan percontohan itu disampaikan Menteri PPPA RI Arifatul Choiri Fauzi saat berkunjung di UPTD PPA di Gedung PKK Kota Semarang, Senin (4/8/2025).
Arifatul menjelaskan, RBI merupakan kelanjutan dari program Desa/Kelurahan Ramah Anak, yang kini dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif.
“Kota Semarang ini akan kita jadikan pilot project, bagaimana kelurahan-kelurahan yang ada bisa mewujudkan RBI,” ujar Arifatul.
Dalam mewujudkan ruang aman dan pemberdayaan keluarga, pihaknya akan mengedepankan sinergi antarlembaga serta partisipasi masyarakat.
Ia menyebut, program ini bukan sesuatu yang baru, melainkan sebagai penguatan dari inisiatif yang sudah ada.
”Tambahan dari RBI, yaitu adanya kolaborasi, sinergi, dan kerja sama dari berbagai pihak. Karena tidak mungkin persoalan perempuan dan anak bisa diselesaikan satu kementerian saja,” tambahnya.
Ia pun mengapresiasi semangat para pegiat dan aktivis perlindungan perempuan dan anak di Kota Semarang.
Sementara itu...
”Karena di Kota Semarang ini, perempuannya, penggiatnya, aktivisnya luar biasa. Jadi tidak salah pilihlah kalau kita menjadikan Kota Semarang sebagai pilot project,” tuturnya.
Ia berharap, setiap kelurahan di Kota Semarang dapat menjadi role model ruang aman dan kolaboratif bagi perempuan dan anak. Program ini juga diharapkan memperkuat ketahanan keluarga di tengah tantangan zaman.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menyambut positif penunjukan tersebut. Dia menyatakan, Kota Semarang siap menjadi pilot project, karena telah memiliki komunitas dan kegiatan yang sejalan dengan semangat RBI.
”Kita siap menjadi pilot project, karena sebenarnya sudah ada. Tinggal mendeteksi mana saja yang sudah mirip dan memperkuat kontennya,” ujar Agustina.
Menurut Agustina, keberhasilan Kota Semarang dalam menjaga toleransi dan menjalin kerja sama antarelemen masyarakat, menjadi modal penting dalam implementasi RBI.
”Jadi, untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak ini, pamongnya tidak hanya pegiat perempuan atau ASN, tapi juga tokoh-tokoh agama melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” jelasnya.