Pemerintah Telah Kumpulkan Rp 1.739 Triliun dari Pajak
Ali Muntoha
Kamis, 21 Desember 2023 10:05:00
Murianews, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realiasi pajak yang telah berhasil dipungut dari warga mencapai Rp 1.739,8 triliun. Jumlah ini tercatat hingga 12 Desember 2023.
Wakil Menkeu Suahasil Nazara mengatakan, realisasi pajak itu tumbuh 7,3 persen year on year (yoy). Menurutnya, jika dilihat dari target APBN 2023 realisasi pajak ini telah melebihi yakni 101,3 persen.
Namun jika dilihat dari Perpres Nomo 75 Tahun 2023 yang merevisi target pajak menjadi Rp Rp 1.818,2 triliun, maka realisasinya telah mencapai 95,7 persen dari target.
Wamenkeu mengatakan, realiasasi pajak ini menunjukkan jika pertumbuhan ekonomi terus bergerak dan terjaga.
”Penerimaan pajaknya sesuai dengan gerak ekonominya. Karena pajak itu instrumen atau alat supaya negara punya penerimaan yang dikumpulkan dari masyarakat yang menjalankan kegiatan ekonomi, kemudian penerimaan negara itu dipakai lagi untuk membiayai pelayanan negara, membiayai infrastruktur, supaya dunia usaha terus bergerak,” katanya dikutip dari laman Kemenkeu, Kamis (21/12/2023).
Lebih lanjut, Wamenkeu menjelaskan bahwa pajak yang merefleksikan gerak ekonomi dapat dilihat dari beberapa pertumbuhan jenis pajak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor terkontraksi.
“Karena pertumbuhan impor kita memang turun,” ujar Wamenkeu.
Sementara itu, gerak besar yang terjadi di dalam negeri menghasilkan pertumbuhan PPh 21 sebesar 17 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 20 persen. PPh Badan yang tumbuh 16,6 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 92 persen, serta PPN Dalam Negeri juga tumbuh 18 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 24,9 persen.
”Ini gerak dalam negeri kita. Kondisi ekonomi kita itu berjalan sangat baik. Pertumbuhan ekonominya 5 persenan. Inflasinya juga di sekitar tidak sampai 3 persen. Ini membuat kita punya modal untuk melihat masa depan 2024 yang walaupun masih ada berbagai macam uncertainty di tingkat global,” terangnya.
Menurut dia, kondisi ini harus terus jaga sehingga Indonesia tetap menjadi tempat yang atraktif untuk menyelenggarakan kegiatan dunia usaha. Sehingga kapital global bisa masuk ke Indonesia.
Murianews, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realiasi pajak yang telah berhasil dipungut dari warga mencapai Rp 1.739,8 triliun. Jumlah ini tercatat hingga 12 Desember 2023.
Wakil Menkeu Suahasil Nazara mengatakan, realisasi pajak itu tumbuh 7,3 persen year on year (yoy). Menurutnya, jika dilihat dari target APBN 2023 realisasi pajak ini telah melebihi yakni 101,3 persen.
Namun jika dilihat dari Perpres Nomo 75 Tahun 2023 yang merevisi target pajak menjadi Rp Rp 1.818,2 triliun, maka realisasinya telah mencapai 95,7 persen dari target.
Wamenkeu mengatakan, realiasasi pajak ini menunjukkan jika pertumbuhan ekonomi terus bergerak dan terjaga.
”Penerimaan pajaknya sesuai dengan gerak ekonominya. Karena pajak itu instrumen atau alat supaya negara punya penerimaan yang dikumpulkan dari masyarakat yang menjalankan kegiatan ekonomi, kemudian penerimaan negara itu dipakai lagi untuk membiayai pelayanan negara, membiayai infrastruktur, supaya dunia usaha terus bergerak,” katanya dikutip dari laman Kemenkeu, Kamis (21/12/2023).
Lebih lanjut, Wamenkeu menjelaskan bahwa pajak yang merefleksikan gerak ekonomi dapat dilihat dari beberapa pertumbuhan jenis pajak. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor terkontraksi.
“Karena pertumbuhan impor kita memang turun,” ujar Wamenkeu.
Sementara itu, gerak besar yang terjadi di dalam negeri menghasilkan pertumbuhan PPh 21 sebesar 17 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 20 persen. PPh Badan yang tumbuh 16,6 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 92 persen, serta PPN Dalam Negeri juga tumbuh 18 persen di atas tahun lalu yang sudah tumbuh 24,9 persen.
”Ini gerak dalam negeri kita. Kondisi ekonomi kita itu berjalan sangat baik. Pertumbuhan ekonominya 5 persenan. Inflasinya juga di sekitar tidak sampai 3 persen. Ini membuat kita punya modal untuk melihat masa depan 2024 yang walaupun masih ada berbagai macam uncertainty di tingkat global,” terangnya.
Menurut dia, kondisi ini harus terus jaga sehingga Indonesia tetap menjadi tempat yang atraktif untuk menyelenggarakan kegiatan dunia usaha. Sehingga kapital global bisa masuk ke Indonesia.