Masan Gagas Pengolahan Terpadu untuk Atasi Persoalan Sampah
Anggara Jiwandhana
Rabu, 24 April 2024 11:38:00
Murianews, Kudus – Ketua DPRD Kudus Masan menggagas adanya pengolahan dan penanganan terpadu untuk persoalan sampah di Kudus.
Dari hasil peninjauannya di lapangan, dia menemukan sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di sejumlah desa di Kudus yang cukup mumpuni mengolah sampah sendiri.
Ada yang memiliki alat pembakaran ramah lingkungan, ada juga yang bisa mengolah sampah menjadi bahan bakar minyak. Namun, Masan menyebut jika inovasi-inovasi untuk pengolahan sampah ini masih terpisah.
Karena itulah dia merencanakan adanya satu TPS Terpadu di beberapa desa untuk mengurus sampah di wilayahnya sendiri.
”Saya melihat beberapa TPS dan lokasi dan memang inovasi ini harus dipadukan supaya pengelolaan sampah berakhir di satu tempat, semacam TPS terpadu lah,” kata Masan di sela kunjungannya di TPS Kedungdowo, Rabu (24/4/2024).
Dia mengungkpakan, cara ini akan cukup efektif mengurangi sampah yang akan masuk ke TPA. Sehingga bisa meringankan kinerja tempat pembuangan yang masa pakainya tersisa hanya 3 tahunan itu.
”Nanti desa-desa setempat juga bisa ke sini, sistemnya Kerjasama dan iurannya juga bisa ditanggung bersama,” sambung dia.
Soal segala perantinya, Masan menyebut desa bisa mengkolaborasikan anggarannya dengan anggaran daerah. Bila kurang, bisa juga meminta bantuan dari provinsi atau pusat.
”Jadi APBDes bisa berkolaborasi dengan APBD, swasta juga bisa masuk asalkan prosedurnya ada, bisalah supaya sampah yang masuk ke TPA ini bisa berkurang,” ungkapnya.
TPA Tanjugrejo kini sedang dalam kondisi tidak baik. Banyak sampah berserakan hingga ke jalan area masuk tempat pengelolaan hingga pohon-pohon penghijauan yang kini dipenuhi oleh lalat hijau.
Tak ada lagi kawasan hijau yang tersisa di TPA kini. Tumpukan sampah bahkan sudah mendekati area pos timbang. Sejauh mata memandang, hanya ada tumpukan sampah basah yang belum terpilah dan menyebabkan bau yang luar biasa menyengat.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Abdul Halil mengatakan, kondisi ini terjadi karena adanya peningkatyan volume sampah pascalebaran. Di mana pada hari biasa, sampah yang masuk di kawasan itu hanya sekitar 120 ton per hari. Namun kini, sampah naik hingga Rp 150 ton lebih per hari.



