Penjurian FLS2N Kudus Diprotes, Disdikpora: Akan Kami Dalami
Anggara Jiwandhana
Selasa, 7 Mei 2024 18:21:00
Murianews, Kudus – Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga atau Disdikpora Kudus berjanji akan mendalami protes yang dilayangkan orang tua siswa terkait hasil penjurian Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau FLS2N tingkat SD di Kudus untuk cabang tari kreasi.
Pendalaman tersebut termasuk mencari tahu penyebab dari insiden tersebut. Terutama sistem penjurian yang dilakukan pihak dinas.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus Anggun Nugroho belum bisa mengonfirmasi banyak terkait hal ini. Meski demikian, pihaknya akan mendalami insiden pemrotesan yang terjadi.
”Betul memang ada (insiden pemrotesan) namun kami akan mendalami sebabnya, kami akan berkomunikasi dengan para juri,” katanya via sambungan telepon, Selasa (7/5/2024) petang.
Terkait hal-hal lain yang berkaitan, dia akan menyampaikannya setelah ada titik temu dari insiden ini.
”Kami belum bisa berkata banyak karena kami sampai lokasi ketika sudah selesai,” tuturnya.
Sebelumnya, ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau FLS2N tingkat SD di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai aksi protes. Itu terjadi lantaran dewan juri dinilai tidak profesional saat melakukan penjurian.
Akibatnya, lomba yang digelar di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) itu sempat memanas. Banyak wali murid sempat melayangkan protes karena menilai ada beberapa komponen penilaian yang dilewatkan dewan juri saat penentuan gelar juara di cabang tari kreasi siang tadi.
Dalam FLS2N 2024 kali ini, ada lima cabang yang dilombakan. Yakni tari kreasi, menyanyi tunggal, seni kriya, pantonim dan gambar bercerita.
Pantauan Murianews.com di lokasi, beberapa wali murid dan guru mencoba meminta klarifikasi terkait hasil penjurian untuk cabang tari kreasi pada dewan juri karena hasilnya dianggap janggal. Namun mereka menolak karena alasan itu adalah rahasia dan hak dari dewan juri.
Ketidakpuasan para wali murid tersebut dipicu karena adanya beberapa poin yang diduga dilanggar oleh juara pertama di cabang tersebut. Yakni poin pembaharuan pada materi tari yang ditampilkan.



